Sinopsis Best Love Episode 4
Pil-joo memberikan bunga terakhir pada Ae-jung. Ae-jung awalnya terkejut tak percaya tapi ia lalu tersenyum. Semua orang terkejut, termasuk Jin. Kim Hee-jin (Cameo, Park Shi-yeon) terkejut ia ditolak oleh Pil-joo. Ae-jung mengambil bunga mawar itu. Hanya Ae-hwan yang bertepuk tangan hehe^^
Walau terkejut dan kesal, terpaksa Se-ri mengumumkan Ae-jung lah orang yang terakhir dipilih dan dengan sangat menyesal Kim Hee-jin dieliminasi dari acara itu. Penulis Han dengan khawatir berbisik pada PD Kim bahwa mengundang Kim Hee-jin adalah hal yang sulit. Tapi baru tampil sebentar, dia sudah dieliminasi. Kim Hee-jin meninggalkan panggung dengan marah.
Ae-jung berdiri bersama para gadis lain yang terpilih. Jin mulai merasakan jantungnya berdetak cepat. Ia ingat perkataan Moon bahwa seseorang yang jatuh cinta akan berdebar saat melihat orang yang disukainya bersama orang lain. Jin tak berani melihat monitor detak jantungnya yang berbunyi. Ae-jung menoleh dan terkejut melihat Jin ada di sana.
Ae-jung tersenyum. Jin terhuyung-huyung masuk ke dalam. Ia berusaha menenangkan dirinya. Tempat itu berisi dengan poster-poster drama MBS (baca: MBC). Judul-judul dalam poster itu mulai berlompatan keluar menjawab pertanyaan Jin.
Jin: “Tidak mungkin aku menyukai Goo Ae-jung..”
Poster: “I Really Really Like You”
Jin (berguling di tembok) : “Tidak mungkin….bagaimana bisa….”
Poster: “The Bean Chaff of My Life” (artinya dibutakan oleh cinta^^)
Jin: “Aku adalah Dokko Jin. Hal ini tak pernah terjadi sebelumnya..ada apa sebenarnya?
Poster: “A Prince’s First Love”
Jin: “Apa yang harus kulakukan sekarang?”
Poster: “A Man in Crisis”
(tiap kali judul poster itu muncul, ostnya berubah jadi ost drama itu, asik banget ^^)
Ae-jung masuk membawa bunga dan menghampiri Jin. Ae-jung memanggilnya, Jin berusaha menghindar. Ae-jung terus memanggilnya hingga Jin berbalik dengan kesal. Ae-jung menyandar di tembok, persis di sebelah poster drama: “You’re So Pretty”.
Ae-jung mengacungkan mawarnya, “Kau lihat? Aku mendapat bunganya.” Ae-jung bertanya apakah Jin datang karena khawatir ae-jung akan dieliminasi? Ia juga sangat terkejut tapi ia berhasil membalikkan situasi. Dia mengangkat tangannya dan meminta ‘high five” tapi Jin dengan kasar malah memukul tangannya dengan keras. Ia berkata,” ini tak masuk akal…bagaimana bisa seseorang sepertimu mencuri ha…” Jin tak bisa meneruskan perkataannya.
Ae-jung salah paham, dikiranya Jin menganggap Ae-jung tak pantas dipilih, padahal maksud Jin bagaimana bisa ia tertarik pada seseorang seperti Ae-jung. Ia bertanya apa yang salah dengan dirinya.
Jin tidak mau mengakui kalau dia menyukai Ae-jung. Ae-jung bertanya mengapa Jin menghinanya. Jin berkata siapa yang menyukai Ae-jung, Ae-jung adalah sebongkah kesialan. Ae-jung bertanya kalau begitu mengapa Jin datang, bukankah Jin khawatir Ae-jung akan sedih bila dieliminasi. Jin membantahnya, dia berkata dia datang karena ia khawatir jika Ae-jung dieliminasi maka Ae-jung akan menempel padanya lagi.
Ae-jung berkata kalau begitu seharusnya Jin senang Ae-jung dipilih. Ia tak mengerti mengapa Jin marah dan menghinanya. Jin berkata ia tidak suka segalanya berjalan baik bagi Ae-jung.
Ae-jung dengan kesal menyodok-nyodokkan mawar di tangannya ke wajah Jin. Dia berkata dia senang karena menerima bunga itu, lalu bagaimana? Jin menepis bunga itu hingga terjatuh dan beberapa kelopaknya terlepas. “Mawarku..kau jahat..” seru Ae-jung sedih. Jin merasa bersalah.
Jin duduk memandangi kelopak-kelopak mawar di tangannya. Dia membuang kelopak-kelopak itu ke atas tutup tempat sampah. Satu kelopak membandel dan terus menempel di tangannya.
”Jangan terus menempel padaku. Goo Ae-jung pergilah…pergilah…” Ia melepaskan kelopak itu ke atas tutup tempat sampah dan menekan tutup tempat sampah. Tutup tempat sampah itu berputar dan membuang kelopak-kelopak itu masuk ke tempat sampah. Eh lagi-lagi satu kelopak bandel itu tidak mau lepas.
Jin heran melihatnya.
“Jangan mendekatiku lagi, jauh-jauhlah dari padaku. Goo Ae-jung…pergi jauh-jauh…bisakah kau biarkan aku?”
Tapi saat kelopak itu hendak jatuh, ia malah menahannya lalu mengambilnya dengan lembut. Dan menyelipkan kelopak mawar itu ke dalam sapu tangannya.
Ae-jung masih kesal dengan Jin saat ia menghampiri kakaknya. Ae-jung mengambil botol minuman di tangan Ae-hwan dan langsung meminumnya. Ae-hwan berseru minuman itu bukan untuk Ae-jung tapi untuk diberikan pada Pl-joo.
Para peserta lain mendekati Pil-joo dan bergenit-genit ria. Ada yang mengeluh pencernaannya tidak baik dan meminta Pil-joo menekan sarafnya. Ae-hwan bergumam, sakit pencernaan apa, kau baru saja makan kimbab. Lalu Harumi datang dan mengeluh matanya terus berkedip, minta diperiksa Pil-joo. Lalu peserta ketiga datang dan pura-pura terjatuh sambil memegang paha Pil-joo. Ia mengaku menderita anemia akhir-akhir ini. Pil-joo meladeni mereka dengan ramah seperti pada pasien-pasiennya.
Ae-hwan menyuruh Ae-jung ikut menghampiri Pil-joo dan berpura-pura tidak sehat. Ae-jung tidak mau berbohong. Ae-hwan berkata semua gadis itu juga berbohong, bukan benar- benar sakit. Mereka hanya mencari alasan untuk mendekati Pil-joo.
Ae-hwan mengusulkan Ae-jung pura-pura cegukan. Ae-jung lebih menyukai ide itu. Ia pura –pura cegukan. Yang lebih mirip sendawa. Eeep…eheeepp… “Apa itu cegukan?” tanya Ae-hwan kesal. Ae-hwan memberi contoh cegukan…hikk..hikk…Ae-jung menirukannya hahaha…dua orang ini polos banget.
Ae-hwan berkata ia akan mengalihkan perhatian para gadis itu dan Ae-jung bisa mengambil perhatian Pil-joo. Ae-jung tidak mau dan berusaha mencegahnya. Ae-hwan dengan penuh tekat menghampiri Pil-joo dan tiga gadis lainnya.
Ia memberi salam pada Pil-joo lalu berkata akhir-akhir ini perutnya bermasalah. Preeeettt….serangan “gas” Ae-hwan meluncur menembus hidung para gadis itu, yang langsung terbatuk-batuk saking baunya. Ae-jung malu sekali.
Ae-hwan berkata bau sekali, apakah ada masalah dengan kesehatannya. Preeeettt… serangan kedua berhasil membubarkan ketiga gadis itu. Ae-hwan tersenyum malu-malu pada Pl-joo. Ia lalu memberi isyarat pada Ae-jung untuk mendekati Pil-joo. Ae-jung tidak mau, ia terlanjur malu. Pil-joo melihat isyarat Ae-hwan dan melihat Ae-jung. Ia tersenyum hangat. Ae-jung menunduk lalu pergi.
Ae-jung pergi ke mesin minuman. Ia memikirkan cara lain untuk mendekati Pil-joo. Ia tak yakin cegukan akan berhasil. Jadi ia menggunakan uang koin untuk mengundi apakah ia aan pura-pura cegukan atau tidak. Jika kepala maka ia akan mendekati Pil-joo, jika ekor maka ia membeli minuman dengan koin itu.
Ia melemparkan koin dan berjalan mundur untuk menangkapnya tapi ia hampir terjatuh. Untunglah Pil-joo menangkapnya dari belakang. Pil-joo mengulurkan koin itu pada Ae-jung. Ae-jung melihat koin itu….ternyata kepala. Pil-joo berkata Ae-hwan bercerita bahwa Ae-jung menderita cegukan yang cukup parah.
Terpaksa Ae-jung melanjutkan kebohongan kakaknya dengan pura-pura cegukan (yang bener-bener keliatan boongnya). Pil-joo berkata cegukan seharusnya datang dari diafagma otot perut, sedangkan suara cegukan Ae-jung berasal dari tenggorokan. Jika dilanjutkan Pil-joo khawatir tenggorokan Ae-jung akan terluka. Ae-jung tahu cegukan pura-puranya ketahuan.
Ia bertanya bagaimana kalau ia mengalami cegukan beneran, apa yang harus ia lakukan? Pil-joo menekan cekungan di bawah leher, di antara pertemuan 2 tulang, Ae-jung mencoba menekannya tapi terlalu keras. Pil-joo berkata jangan terlalu keras,nanti seseorang bisa mati. Ae-jung mengerti, jadi cegukan yang salah bisa menyebabkan kematian. Bukan begitu, kata Pil-joo, “tampaknya kau cenderung bereaksi berlebihan.” Pil-joo mengatakan itu bukan dengan nada menuduh atau merendahkan.
Ae-jung berkata begitulah dunia pertunjukkan/showbiz. Ia berkata apapun yang akan Pil-joo lakukan dalam acara itu, Ae-jung akan bereaksi berklebihan. Pil-joo tak mengerti. Ae-jung menjelaskan misalnya jika Pil-joo mengucapkan sebuah lelucon maka ia akan tertawa berlebihan. Juga jika Pil-joo bersikap cool maka reaksinya akan “Ha…kereeeen banget…” sambil menutup mulutnya. Itu disebut reaksi “show”.
Ae-jung berkata ia berterima kasih karena Pil-joo tidak mengeliminasinya. Untuk membalasnya, ia memberi koin (500 won) tadi pada Pil-joo untuk membeli minuman.
“Bukankah kau bernilai 100 miliar won? Lebih baik kau memberiku 100 miliar won,” kata Pil-joo.
Ae-jung terkejut, apa?
“Bukankah ini yang disebut reaksi ‘show’ berlebihan ?” tanya Pil-joo sambil tersenyum.
Ae-jung tertawa sinis lalu menjawab dengan serius, “100 miliar itu bukan lelucon. Bukankah sudah kukatakan padamu. 100 miliar won atau lebih, aku tidak akan bisa dibeli.”
Senyum Pil-joo langsung lenyap, “Maaf aku seharusnya tidak bercanda mengenai hal itu.”
“Itulah yang disebut rekasi ‘show’ serius berlebihan!” kata Ae-jung sambil tertawa.
Pil-joo merasa lega Ae-jung hanya bercanda. Ae-jung berkata jika timingnya tepat maka reaksinya akan luar biasa.
Jin merenung di kantornya. Ia ingat wajah sedih Ae-jung ketika mawarnya ditepis Jin. Jin menghela nafas panjang. Jae-seok menjemputnya. Namun ketika Jin hendak masuk ke van ia terkejut.
Ae-jung dan Ae-hwan ada di van-nya. Jae-seok tidak berani melihat Jin, ia pura-pura tidak tahu. “Ada apa ini? Mengapa kalian ada di sini?” tanya Jin. Ae-jung masih kesal, ia berkata hari ini adalah giliran mereka memakai van. Jin menyuruh Ae-jung dan Ae-hwan keluar.
Ae-jung berkata ia juga mau keluar, ia mengajak Ae-hwan turun. Ae-hwan tidak mau karena barang bawaan mereka banyak dan lagi ia habis minum minuman beralkohol. Ia beralasan tempat tinggal mereka dan Jin berdekatan.
Jae-seok mencoba membujuk Jin. Jin melihat Ae-jung yang sedang membereskan barang-barangnya. Ae-jung ingin naik taksi saja dan menyuruh kakaknya turun. Jae-seok juga membujuknya. Jin melihat mawar Ae-jung yang ada di dalam tas Ae-jung. Ia merasa bersalah kembali dan menyuruh Ae-jung tinggal.
Tapi Ae-jung masih kesal, dia berkata dia akan pergi dan hendak turun dari van. Jin mendorong Ae-jung masuk, “Kubilang tetap di situ!”
Di mobil, Jin mengeluh van-nya bau makanan dan kotor karena bungkus makanan di mana-mana. Jin menyuruh Jae-seok mencuci van besok. Ae-jung dan Ae-hwan melirik Jin. Jae-seok ingin mengantar Ae-jung dan Ae-hwan dulu agar tidak perlu memutar balik. Tapi Jin tidak mau, ia biasa pulang duluan. Ae-jung dan Ae-hwan kembali melirik Jin.
Ae-hwan mengajak Ae-jung pergi ke tempat Jenny. Mendengar nama Jenny, Jae-seok terkejut. Ternyata ia penggemar berat Jenny dari grup KS. Ae-jung mengajak Jae-seok pergi bersama ke tempat Jenny.
Jae-seok senang sekali, benarkah aku boleh ikut? Ae-jung berkata masakan Jenny sangat lezat. Benar-benar enak, sahut Ae-hwan (haha…dia pasti nanti nyesel ngajak Jae-seok). Jae-seok berkata ia lapar sekali karena belum makan malam.
“Berisik sekali! Semua orang diam!” seru Jin tiba-tiba.
Ae-jung dan Ae-hwan kembali melirik Jin. Jin menutup kedua matanya. Ae-hwan berbisik pada Ae-jung bahwa Pil-joo ternyata berada satu daerah dengan mereka. Jin memuka sebelah matanya. Ae-hwan bertanya perlukah mengajak Pil-joo. Ae-jung berkata sekarang sudah terlalu malam, mereka sudah berjanji akan makan bersama di tempat Jenny suatu saat nanti. Jin membuka kedua matanya.
Jae-seok ikut nimbrung, bukankah Yoon Pil-joo adalah pria dari acara Couple Making, dokter yang memiliki rumah sakit. Ae-hwan berkata hubungan Pil-joo dan Ae-jung bertumbuh lebih cepat.
“Ternyata pria itu boleh juga,” sahut Ae-hwan.
Jae-seok berkata pria itu memang sempurna bahkan reputasinya juga bagus.
“Dia tampan, pintar, dan sangat sehat juga,” sahut Ae-hwan. Ae-jung berkata Pil-joo juga pintar menggambar dan memainkan beberapa alat musik, tidak ada yang tidak dapat dilakukannya. Jin sebal mendengar Pil-joo dipuji-puji.
Jae-seok berkata Pil-joo masih muda tapi telah menjadi dokter dan bahkan menjadi direktur rumah sakit sendiri. Benar-benar sempurna. Jin tersenyum sinis, yang sempurna adalah dirinya.
Ae-hwan bertanya apa pendapat Ae-jung mengenai Pil-joo. Jae-seok juga penasaran, apakah Ae-jung akan tertarik dengan pria seperti Pil-joo jika bukan dalam acara TV. Maksudnya dalam kehidupan nyata.
“Jika ini bukan acara TV….”
“Bagaimana menurutmu?” tanya Ae-hwan. Jin melirik Ae-jung. Ia juga ingin tahu jawabannya. “Menurutku….Yoon Pil-joo sshi….oh, bukankah ini rumahmu,Dokko Jin sshi?”
Jin yang sudah mencondongkan badannya untuk mendengar jawaban Ae-jung jadi kesal. Mereka semua turun dari van. Jae-seok menyerahkan kunci van pada Jin. Jae-seok, Ae-jung dan Ae-hwan akan berjalan bersama ke restoran Jenny. Mereka semua pamit pada Jin.
Jin sudah akan berjalan masuk ketika mendengar Ae-hwan kembali bertanya pendapat Ae-jung mengenai Pil-joo. Jin diam-diam beringsut mendekati mereka.
“Menurutku Yoon Pil-joo sshi….(guk guk guk-suara gonggongan anjing hingga perkataan Ae-jung tak terdengar). Aku suka pria yang….”
Mereka berbalik dan melihat Jin di belakang mereka. Jin mengibaskan tangan menyuruh mereka pergi. Tapi ia masih penasaran dengan jawaban Ae-jung. Ae-jung, Ae-hwan dan Jae-seok tertawa-tawa melanjutkan perjalanan mereka.
“Sepertinya kau menyukainya..” kata Jae-seok.
“Bagus sekali….” sambung Ae-hwan.
“Aku juga tidak menyangka,” sahut Ae-jung.
Jin kesal sekali karena tidak bisa mendengar jawaban Ae-jung. “Mereka bahkan tidak mengajakku,” gumamnya. Ia marah-marah pada anjing tetangga yang terus menggonggong.
Jin masuk ke rumahnya. Ia mengeluarkan kelopak bunga mawar dari sapu tangannya. Jin ingat saat Ae-jung menerima mawar dari Pil-joo. Jin mengibaskan kelopak itu.”Mengapa aku haus memungut dan meyimpannya? Kotor sekali…”
Jin membuka sapu tangannya dan melihat tanda merah berbentuk hati bekas kelopak mawar tadi. Ia termenung memandang tanda hati tersebut. Ia berkata kelopak itu telah keluar tapi mengapa bekasnya masih di sini. Ungkapannya untuk mengatakan Ae-jung telah pergi tapi mengapa perasaannya pada Ae-jung masih tinggal.
Jenny senang sekali bertemu dengan Jae-seok. Ia ingat Jae-seok adalah salah satu fansnya yang pernah meminta Jenny menandatangani surat registrasi pernikahan. Saat itu Jae-seok masih SMP. Jae-seok senang Jenny masih ingat, ia masih menyimpan surat registrasi pernikahan itu dan ia ingin menggunakannya. Artinya ia ingin menikahi Jenny.
Tuh kan, Ae-hwan jadi kesal. Ae-jung malah menyuruh Jenny dan Jae-seok merealisasikan pernikahan itu. Jae-seok jadi ingin tahu apakah surat itu masih berlaku (sudah 10 tahun yang lalu) dan ingin membawanya ke catatan sipil. Ae-hwan memarahinya agar tidak bercanda.
Jenny bertepuk tangan. Jika keluarga mereka tahu pasti sudah dikira menikah. Giliran Jenny ditegur Ae-hwan karena bersikap berlebihan dengan fansnya. Jenny tak peduli. Ae-jung berkata bukankah lucu sekali jika sepuluh tahun lalu Jenny menikah dengan fans yang masih SMP. Pasti akan menjadi headline news.
“Digosipkan seperti itu…..kehormatan bagiku..” kata Jae-seok tertawa.
Jenny senang karena sudah lama ia tidak merasakan perasaan ini lagi. Ia mengumumkan akan menraktir mereka. Semua bertepuk tangan kecuali Ae-hwan.
Jae-seok terharu bisa makan masakan Jenny. Jenny menyuruh Jae-seok sering-sering datang, ia akan menraktirnya tiap hari. Ae-hwan tak tahan lagi dan bertanya apakah Jae-seok tidak harus pergi karena hari sudah malam.
Jae-seok memakan pizzanya dengan lahap dan berkata tidak apa-apa karena Jin tidak ada jadwal besok. Ae-hwan mengingatkan Jae-seok harus mencuci mobil. Jae-seok menjawab mencuci di siang hari akan l ebih baik. Ae-hwan kehabisan kata-kata. Ia senang sekali ketika melihat handphone Jae-seok berbunyi. Dari Jin.
Jae-seok melempar pizzanya dengan kesal namun dengan ramah menjawab telepon. Jin menerka Jae-seok masih di restoran Jenny. Ia menyuruh Jae-seok membawa air untuk ditaruh dalam kulkasnya. Jin sengaja menghabiskan air terakhirnya agar ada alasan untuk Jae-seok datang,
Jae-seok bertanya apa harus sekarang, bisakah besok pagi saja. Jin berkata ia haus (padahal ia sedang minum air). Jae-seok berkata bukankah ada air yang lain, kulkas Jin dipenuhi botol-botol air vitamin. Jin berkata lebih baik Jae-seok membelinya sekarang karena Jae-seok sedang berada di dekat rumahnya.
Jae-seok tidak bisa beralasan lagi. Ae-jung merasa kasihan pada Jae-seok yang belum makan. Jae-seok mengeluh Jin sengaja meakukannya utuk membuatanya tak enak hati. Jenny menyerahkan sepotong pizza pada Jae-seok dan menuruhnya makan dulu sebelum pergi. Tapi Jae-seok tahu tabiat Jin. Dengan sedih dia menaruh pizzanya dan bangkit berdiri.
Ae-jung tak tega dan menyuruh Ae-hwan menggantikan Jae-seok, bukankah tugasnya hanya membeli air minum untuk kulkas Jin. Ae-hwan tidak mau meninggalkan Jenny dengan Jae-seok. Akhirnya Ae-jung menawarkan diri untuk menggantikan Jae-seok. Jae-seok senang sekali.
Ae-jung masuk ke rumah Jin. Ia memanggil Jin tapi tidak ada yang menjawab. Ia mengira Jin sudah tidur. Jin rupanya sedang mandi. Ae-jung membuka kulkas dan menaruh air minum di dalamnya. Di dalam kulkas ia melihat sup tulang pemberian Pil-joo yang ia berikan pada Jin. Sekarang ia menyesal telah memberikannya pada Jin, jadi ia mengambil satu bungkus sup itu dan memasukkannya ke saku jaketnya.
Terdengar suara dari atas, Ae-jung hendak memanggil Jin. Tapi betapa terkejutnya ia ketika melihat Jin hanya mengenakan handuk di pinggangnya dan sedang melepaskan handuk itu. Ae-jung cepat-cepat memalingkan wajahnya. Ia tidak berani memanggil Jin. Jadi ia bergegas hendak keluar diam-diam dari rumah Jin.
Tapi sayang, ponselnya jatuh ke bawah rak wine. Ae-jung berusaha meraihnya tapi ia mendengar Jin melangkah turun. Ae-jung cepat-cepat bersembunyi.
Jin membuka kulkasnya dan melihat air minumnya sudah terisi. Ia tak menyangka Jae-seok pergi secepat itu. Padahal ia ingin bertanya banyak hal pada Jae-seok.
Jin kembali naik ke atas. Ae-jung keluar dari persembunyiannya dan bertanya mengapa ia harus bersembunyi. Ia berusaha mengambil kembali ponselnya.
Jin duduk di kursi dan memasang monitor detak jantungnya. Ia berkata ia tidak ingin melihat angka di atas seratus akibat Goo Ae-jung. Ia senang melihat detak jantungnya 78. Ia berharap detak jantungnya tetap berada pada kisaran normal, angka 60-90.
Jin mulai bermeditasi.
“Jantung buatanku, kau tidak diijinkan berdetak dengan kencang. Kau tidak boleh, tidak boleh, tentu tidak boleh…” (nadanya semakin lama semakin meninggi).
Tiba-tiba terdengar suara ringtone ponsel Ae-jung. Jin sangat ketakutan, ia pikir ia mulai berhalusinasi. Jantungnya berdetak semakin kencang hingga mencapai angka 121. Ia mengendap-ngendap turun ke bawah. Ae-jung semakin berusaha menggapai ponselnya. Berhasil. Ia segera mematikannya. Dan buru-buru kembali ke tempat persembunyiannya.
Jin turun dan menyalakan lampu tapi tidak melihat siapa-siapa. Ia lalu mengaktifkan sistem keamanan rumahnya. Setelah melihat sekeliling sekali lagi, Jin kembali naik ke atas. Ia mematikan lampu dan berbaring di tempat tidurnya.
Ae-jung mempergunakan kesempatan ini untuk berjalan ke pintu, tapi tak sengaja ia malah menyalakan lampu (ada sensor geraknya). Ae-jung berseru tertahan. Jin kaget, “siapa di sana?”
Ae-jung berlari kembali ke tempat persembunyiannya namun ia menabrak tembok hingga sup tulang yang ia simpan di sakunya pecah dan supnya tumpah membasahi lantai. Sementara itu lampu sudah kembali padam.
Tapi kali ini Jin yakin ada orang di rumahnya.Ia berusaha menakut-nakuti dengan mengatakan ada 20 orang di dalam rumahnya saat ini dan ia berpura-pura memnaggil Jae-seok.
Ae-jung berusaha membersihkan sup di lantai dengan mengambil kain di atas kursi. Alangkah terkejutnya Ae-jung ketika menyadari kain yang digunakan untuk melap sup adalah celana dalam Jin!
Jin menyalakan lampu. Ae-jung bangkit berdiri dan tak sengaja menyenggol sesuatu di atas meja hingga jatuh. Ae-jung lari dengan panik. Jin melihat Ae-jung hanya bagian belakangnya saja dan Ae-jung saat itu mengenakan jaket panjang hingga Jin tak mengenalinya. Jin mengambil tongkat golf. Sementara itu Ae-jung sudah tiba di pintu dan mencoba membuka pintu tapi malah menyalakan alarm rumah Jin. “Ada apa ini? Apa yang harus kulakukan?” serunya panik.
Dalam sebuah pusat kontrol sistem keamanan, Jin, yang mengenakan seragam petugas keamanan, berkata, “kami tiba dalam watu 3 menit. KEEPS” hehe…ternyata Jin menjadi bintang iklan sistem keamanan yang saat ini digunakan di rumahnya.
Benar saja, petugas keamaanan langung menuju rumah Jin. Ae-jung semakin panik mencoba membuka pintu rumah Jin. Jin berlari ke bawah dan siap mengayunkan tongkat golfnya ketika ia melihat “penyusup” itu adalah Ae-jung. Ia bertanya apa yang Ae-jung lakukan di rumahnya.
Ae-jung tidak bisa menjawab. Jin melihat barang-barang yang dipegang Ae-jung dan melihat…..celana dalamnya. O-oww….
Jin menemui petugas keamanan di luar rumahnya. Ia berkata semua baik-baik saja dan ia senang petugas itu cepat datang seperti yang diiklankan. Petugas itu ingin memeriksa rumah Jin tapi Jin berkata semua baik-baik saja.
Sambil memegang celana dalam Jin yang ternoda sup, Ae-jung berterima kasih karena Jin tidak menyerahkannya pada petugas keamanan.
Jin berkata ia tidak bisa membiarkan headline news besok: Goo Ae-jung memasuki rumah Jin untuk mencuri celana dalam namun tertangkap oleh petugas keamanan yang diiklankan Jin.
Ae-jung berkata ia tidak mencuri celana dalam Jin, ia hanya menggunakannya untuk mengelap tumpahan sup. Kalau begitu mengapa kau bersembunyi, tanya Jin. Aku bersembunyi karena aku melihatmu tidak mengenakan pakaian. Aku jadi keterusan bersembunyi.
“Oooo, Jadi kau bersembunyi untuk menikmati melihatku yang tidak berpakaian,” kata Jin. Ia menuduh Ae-jung menggunakan ponselnya untuk mengambil foto Jin yang tak berpakaian. Ae-jung membantahnya, memangnya dia seorang penguntit.
Jin merebut ponsel Ae-jung. Ae-jung protes karena Jin selalu mengecek ponselnya. Jin mencari namanya namun tidak menemukannya. Matanya membesar melihat kontak dengan nama “ pria sempurna Yoon Pil-joo”. Akhirnya ia menemukan kontak bernama “bongkahan pembawa sial.” Jin menelepon nama itu dan ponselnya berbunyi.
Ae-jung merebut ponselnya kembali dan berkata akan menghapus nomor Jin jadi Jin jangan meneleponnya lagi. Ketika memerikasa ponselnya, Ae-jung melihat missed call dari Pil-joo. Ia sangat senang. Jin mencibir.
Ae-jung tertawa melihat ponselnya. Jin jadi penasaran. Ia bertanya apa yang membuat Ae-jung begitu senang. Ae-jung menunjukkan ponselnya pada Jin, ternyata Pil-joo meneleponnya pada pukul 11.11. Dan katanya angka itu membawa keberuntungan. Jin berkata pada pukul 11.11 Jin dikejutkan dengan kedatangan Ae-jung hingga ia hampir terkena serangan jantung.
Ae-jung meminta maaf karena telah mengejutkan Jin. Benar, berkat kau detak jantungku mencapai 120, Jin menunjukkan alat monitor jantungnya pada Ae-jung.
Ae-jung bertanya mengapa Jin harus memakai alat seperti itu, apakah Jin sakit? Jin tidak mau mengatakan yang sebenarnya. Ia berkata ia orang yang spesial hingga ia harus terus mengendalikan tubuhnya.
Ae-jung mengangguk tersenyum. Ae-jung berkata sepertinya alat itu tidak terlalu efektif karena Jin selalu kehilangan kendali. Mendengar itu Jin meledak
“Itu semua gara-gara kau! Aku ingin hidup dengan detak jantung normal 60-90, tapi setiap kali kau terlibat, aku selalu hidup di luar zona aman.”
Ae-jung menunduk.
Jin memandang Ae-jung, “dan mengapa kau masih di sini?”
Ae-jung cepat-cepat berkata bahwa ia mengerti dan mulai sekarang ia akan jauh-jauh dari Jin dan berharap Jin selalu sehat dengan detak jantung di antara 60-90. Ia minta maaf telah melibatkan Jin dalam kesulitan.
Ae-jung berjalan kelauar dan ponselnya kembali berbunyi. Jin kembali kesal, ia tidak tahan mendengar suara ringtone itu. Ae-jung mengangkat teleponnya, ternyata dari Pil-joo. Ia memberi isyarat pada Jin bahwa ia akan pergi.
Pil-joo berkata bolpennya sepertinya terbawa Ae-hwan padahal bolpen itu pemberian yang penting baginya. Ae-jung berkata ia akan mengurusnya. Sementara itu Jin berusaha menguping pembicaraan Ae-jung dan Pil-joo.
Ae-jung berkata ia akan mengantar bolpen itu ke rumah sakit Pil-joo kaena kebetulan dekat dengan rumahnya. Ia juga kebetulan ingin membeli tonik di rumah sakit Pil-joo. Ae-jung berkata ia tidak sedang mengantuk. Sepertinya Pil-joo tidak bisa tidur hingga Ae-jung mengusulkan agar Pil-joo berjalan-jalan.
Ae-jung sudah tiba di pintu rumah Jin. Jin berdiri di ujung lorong dan berteriak: “Tinggalkan celana dalamku (panty), baru pergi!!”
Ae-jung menoleh bingung. Pil-joo juga heran mendengar suara pria berteriak panty.
“Bukankah itu celana dalamku yang sedang kaupegang? Taruh dan kau boleh pergi!” seru Jin.
Ae-jung merasa malu, ia berkata pada Pil-joo bahwa kakak dan keponakannya sedang berebut. Ae-jung melempar celana dalam Jin ke kaki Jin.
Jin mengepit panty itu dengan jari kakinya dan melemparkannya pada Ae-jung.
“Bersihkan dulu celana dalamku, baru kau boleh pergi!! Panty-ku yang sudah ternoda sup!!” Tiap ngomong “panty”, Jin mengeraskan suaranya.
Ae-jung tertawa dan berbicara pada Pil-joo bahwa saat ini kakaknya sedang sangat mabuk dan tidak dalam keadaan baik. Pil-joo mengernyitkan dahi tapi tidak berkata apa-apa.
Jin menyalakan kembali sistem keamanan rumahnya dan berteriak “PAN-TY!!!”
Ae-jung menatap Jin tak percaya dan mendesah kesal. Ia akhirnya mencuci celana dalam Jin sambil terus mengomel. Ia menyesal telah sukarela menawarkan diri ke rumah Jin. Sementara itu Jin sendiri tak mengerti mengapa ia tak membiarkan Ae-jung pergi.
Kata-kata Moon tentang jatuh cinta kembali terngiang di pikirannya. Ae-jung menghampiri Jin dan meminta Jin membuka pintu.
“Goo Ae-jung, aku adalah Dokko Jin. Aku adalah orang yang spesial karena itu orang seperti kau tidak bisa masuk dan keluar seenaknya.” Maksud Jin sebenarnya adalah keluar masuk hatinya.
Ae-jung berkata ia mengerti, ia tidak akan masuk rumah Jin lagi karena itu Jin harus membiarkannya keluar.
Jin berkata ia tidak bisa lagi melepaskan Ae-jung. Aww…(sayang Ae-jung ngga ngerti)
Ae-jung berkata ia tahu telah melakukan kesalahan jadi ia minta kode keamanan rumah Jin.
Jin berdiri dan menatap Ae-jung dengan sikap mengancam.
“Kau ingin aku memberitahumu kode yang melindungiku?” Jin menganggap rumahnya seperti drum yang harus tertutup rapat, dan tidak ada celah sedikitpun. Aman untuk ditinggali. Ia berkata ia tidak akan memberikan kodenya. Jin berbalik membelakangi Ae-jung.
Nit-nit-nit-nit…sistem telah dibuka.
Jin menoleh tak percaya. Dengan enteng Ae-jung berkata ia memencet tombol-tombol dan sistem itu terbuka dengan sendirinya. Jin masih terkejut Ae-jung langsung bisa membuka kode rumahnya. Ae-jung berkata ia ingat Jin berkata range 60-90 adalah zona aman Jin, jadi ia memencet tombol itu, 6090.
Bwahaha…untung ngga kaya Joo-won yang mencoba buka kode pintu rumah dengan ukuran tubuh Ra-im^^
Jin tertegun menatap Ae-jung, “si-a-pa kau?”
Ae-jung berkata walau ia tahu kodenya, ia tidak akan keluar masuk seenaknya. Jika Jin merasa terganggu maka sebaiknya Jin mengubah kodenya. Maka Ae-jung pun pergi dengan tenang.
Jin masih terpaku di tempatnya, “Goo Ae-jung telah melucuti senjataku…”
Acara Couple Making langsung menjadi hits. Rumah sakit Pil-joo menjadi penuh bahkan seorang perawat meminta tanda tangan Pil-joo untuk temannya karena Pil-joo seorang selebritis. Para pasien berusaha untuk memotret Pil-joo. Perawat itu juga minta Pil-joo mengenalkannya dengan seorang penyanyi untuk menyanyi di acara pernikahan perawat tersebut.
Ayah Ae-jung ingin melihat Pil-joo dan rumah sakitnya. Ia dan Hyung-gyu berjalan-jalan ke sana. (pfffttt… Old Joo-won and young Joo-won^^). Ayah Ae-jung berpikir mungkin saja Ae-jung nantinya menikah dengan pria yang memilihnya (Pil-joo) dan kualitas seorang pria tidak bisa terlihat dari TV. Jadi ia hendak langsung menyelidiki Pil-joo.
Ibu Pil-joo juga sedang berjalan ke rumah sakit Pil-joo bersama teman-temanya. Ia berkata acara itu menjadi hits karena Pil-joo, bahkan Pil-joo paling dicari di internet saat ini.
Ayah Ae-jung menghampiri ibu Pil-joo. Ibu Pil-joo merasa ayah Ae-jung orang yang aneh karena memakai jaket Hyun Bin (Kim Joo-won dalam Secret Garden). Ayah Ae-jung berkata anaknya juga ikut acara Couple Making dan pernah datang ke rumah sakit ni.
Ibu Pil-joo mengira yang dimaksud ayah Ae-jung adalah Se-ri. Ia berkata para perawat mengatakan ia (Se-ri) lebih cantik aslinya daripada di TV. Ayah Ae-jung senang sekali (dikiranya Ae-jung yang dipuji ibu Pil-joo), ia mengatakan Pil-joo juga luar biasa. Ibu Pil-joo mneengundang ayah Ae-jung minum teh di dalam. Ayah Ae-jung menolak dengan sopan dan berkata kapan-kapan ia akan mampir.
Ibu Pil-joo berkata pada teman-temannya bahwa itu pasti ayah Kang Se-ri. Temannya bertanya mengapa Pil-joo tidak memilih Kim Hee-jin? Ibu Pil-joo juga tidak suka Pil-joo memilih Ae-jung. Ia berkata pasti produser TV yang menyuruh Pil-joo memilih Ae-jung. “Apa kau pikir Pil-joo memiliki selera yang rendah? Jangan bilang ia memilih wanita itu karena menyukainya.”Oh, andai ia tahu….
Jin mendapat telepon dari stasiun MBS. Jin berkata ia tidak menerima telepon pribadi, jika ingin bicara dengannya harus melalui kantor managemennya. Orang itu berkata ia disuruh menelepon Jin langsung. Jin tanya siapa yang menyuruhnya, direktur (Moon) atau asistennya (Jae-sok)? “Memangnya kau siapa?” tanya Jin.
Orang itu berkata ia adalah penulis termuda acara Couple Making. Jin yang awalnya bersikap merendahkan langsung tertarik. Orang itu berkata dari 85 orang yang memvoting Goo Ae-jung lewat internet, Jin menjadi pemenangnya. Ternyata setelah Jae-seok memvoting Harumi. Jin diam-diam memvoting untuk Ae-ejung^^
“Apakah kau bernama Dokko Jin, namamu sama dengan aktor terkenal bahkan suaramu juga mirip,” kata orang itu. Jin langsung merubah suaranya. “Benar, keluargaku juga sering mengatakannya. Terima kasih hahaha,” kata Jin sambil memencet hidungnya.
Ia akan mendapat hadiah dengan tanda tangan Ae-jung dan akan dikirim ke alamatnya. Jin berterima kasih dan langsung menutup telepon. Ia memukuli tangannya yang dianggapnya membuat masalah. Lalu Jin ingat, alamat yang dimasukkannya adalah alamat kantor managemennya. Jadi hadiah itu dikirim ke kantornya dan siapa saja bisa mambukanya hingga tahu ia memvoting Ae-jung.
Ia bergegas ke kantornya. Sementara itu Ae-jung juga mendapat banyak surat. Tapi hampir semuanya dari fans Kim Hee Jin yang marah pada Ae-jung. Mereka melihat kiriman untuk Jin banyak sekali.
Ae-hwan melihat sebuah paket dari acara Couple Making. Namun ditujukan pada Jin. Ae-hwan pikir mungkin saja paket itu untuk Ae-jung. Jin tiba tepat pada waktunya.
“STOP!!!”
Ae-jung yang hendak membuka paket itu terkejut. Ae-hwan bertanya mengapa Couple Making mengirim paket pada Jin, apa isinya. Jin merebut paket itu dari Ae-jung, mengapa kau menyentuh barang orang lain. Ae-jung berkata ia kira paket itu untuknya. Ia bertannya mengapa Ae-jung ada di situ bukankah Ae-jung berkata akan jauh-jauh darinya. Ae-jung mengingatkan ia juga bagian dari managemen yang sama dengan Jin jadi ia datang untuk kerja.
Jin menemui Moon dan bertanya apakah Ae-jung harus terus di sana, apakah mereka tidak bisa memutus kontraknya. Moon berkata Jin-lah yang membuatnya mnegontrak Ae-jung. Ia bertanya apa Jin merasa terganggu dengan Ae-jung. Jin hanya tidak ingin melihatnya setiap kali ia datang ke kantor. Moon menyuruh Jin membiarkan Ae-jung, bukankah mereka tidak selevel.
Moon menyodorkan skrip baru pada Jin. Ia berkata skrip itu dibuat berdasarkan manhwa. Skripnya cukup bagus. Jin berkata imagenya tidak cocok dengan peran seperti itu. Monn berpendapat Jin terlalu banyak berperan serius akhir-akhir, yang terakhir pada film “Fighter”. Dokko Jin juga harus punya image romantis. Ia minta Jin mencobanya. Para fans dan sponsor juga akan meyukainya. Jin melihat judul drama itu” Gadis Tik-tok.”
Ae-jung pergi ke rumah sakit Pil-joo untuk mengembalikan bolpen. Ia melihat bolpen itu digrafir dengan tulisan “untuk anakku”. Mungkin pemberian dari ayah Pil-joo.
Ae-jung melihat seorang pasien yang baru keluar dari kamar periksa. Ae-jung mengenali pasien itu. Mi Na, mantan anggota Kukbeo Sonyeo juga.
Mi Na datang ke sana bersama bayinya dan pengasuh bayinya. Ia tidak melihat Ae-jung. Ae-jung senang sekali melihat Mi Na. Ia mengikuti Mi Na yang sedang berjalan ke lift. Tapi saat ia hendak memanggil Mi Na, ia melihat Mina yang terlihat bahagia dan sangat menyayangi bayinya. Ae-jung teringat sesuatu.
Kilas balik:
Ae-jung memanggil dan menarik Mi Na yang hendak melompat dari atas gedung. Mi Na meronta-ronta dan melepaskan dirinya dari Ae-jung. “Eonni, aku ingin menghentikan semuanya. Aku ingin melupakan semuanya. Kumohon….tolong aku..” Mi Na menangis.
Ae-jung tersenyum melihat Mi Na. Pil-joo diberitahu oleh perawat bahwa Ae-jung datang mencarinya. Tapi Ae-jung tidak ada di ruang tunggu. Pil-joo berkata ia akan mencarinya. Ia juga mengatakan pada perawat itu ia akan meminta Ae-jung menyanyi pada pernikahan si perawat. Perawat itu tersenyum pahit.
Pil-joo berseru memanggil Ae-jung. Mi Na mendengarnya dan berbalik. Ae-jung yang tidak ingin bertemu Mi Na saat ini terkejut dan buru-buru bersembunyi di balik Pil-joo. Ia minta Pil-joo menutupinya. Pil-joo berbalik menghadap Mi Na dan berkata tidak ada apa-apa, ia mempersilakan Mi Na pergi. Mi Na terlihat curiga tapi ia masuk ke dalam lift. Ae-jung tidak ingin mengganggu kehidupan Mi Na yang saat ini sudah terlihat bahagia dan damai. Ae-jung berterima kasih pada Pil-joo yang telah menolongnya.
Dua perawat, termasuk perawat yang akan menikah menghampiri tempat minuman. Mereka tidak bisa melihat Pil-joo dan Ae-jung yang erdiri di balik tembok. Perawat yang akan menikah itu mengeluh Pil-joo telah membuatnya kesal. Ia berkata Pil-joo itu keras kepala dan sangat kaku. Ae-jung tersenyum kecil. Pil-joo hendak menghampiri para perawatnya namun Ae-jung menahannya. Wajar saja jika para pegawai mengata-ngatai bos mereka di belakang. Ia berkata jika Pil-joo tidak mau mendengar sebaiknya tutup telinga saja.
Pil-joo jadi salah tingkah. Perawat itu lalu berkata Pil-joo tidak bisa dimengerti. “Bagaimana bisa ia meminta Goo Ae-jung menyanyi di pesta pernikahanku?” Perawat yang lain menenangkan, Pil-joo tidak mengetahui hal-hal seperti itu. Perawat yang akan menikah itu mulai menjelek-jelekkan Ae-jung, ia berkata jika calon suaminya tahu Ae-jung akan menyanyi pada pernikahan mereka pasti ia akan marah. Ae-jung tersenyum kecut, sebenarnya ia sedih.
Pil-joo melihat Ae-jung lalu mengatupkan tangannya pada telinga Ae-jung. Ia menutupi telinga Ae-jung agar tidak mendengar perkataan perawat itu yang terus menjelekkan Ae-jung. Perawat yang lain mengusulkan agar perawat yang akan menikah itu menolak tawaran Pil-joo dengan halus. Lalu mereka pergi.
Ae-jung tak enak pada Pil-joo karena sekarang orang-orang mengatai Pil-joo orang yang tidak peka karena telah memilih dirinya. Ae-jung mengembalikan bolpen Pil-joo. Melihat tatapan Pil-joo yang khawatir, Ae-jung meyakinkan dirinya baik-baik saja,ia sudah terbiasa mendengarnya dan lagi ia tidak cocok menyanyikan lagu pernikahan. Ia khawatir jika menyanyi akan merusak suasana dan membuat pengantin wanita menangis. Ia tidak ingin menambah jumlah anti fansnya. Pil-jooo terus menatap Ae-jung yang terus berbicara.
Ae-jung menyelipkan bolpen Pil-joo di saju jas dokter Pil-joo. Pil-joo memegang tangan Ae-jung. Ae-jung terkejut. Dengan lembut Pil-joo menekan saraf di pergelangan tangan Ae-jung untuk menenangkan sarafnya. Saat saraf itu ditekan, Ae-jung tidak boleh berbicara sepatah katapun.
“Saat kau tertekan, daripada memaksa dirimu untuk tersenyum, sebaiknya kau menekan bagian ini dan kau akan merasa jauh lebih baik. Bagiku Goo Ae-jung orang yang ceria dan menyenangkan. Aku tidak memikirkan pendapat orang lain mengenai dirimu sebagai selebritis. Aku minta maaf karena telah membuatmu sedih dan terluka.”
Ae-jung tersentuh dengan kata-kata Pil-joo. Pil-joo terus memegangi tangannya.
Ae-jung menemui Jenny. Ia berkata sebentar lagi harusnya mereka merayakan 10 tahun debut grup mereka. Jenny berkata Se-ri pasti sudah mempersiapkan acara. Ae-jung berandai-andai jika mereka bekerja seperti orang biasa. Setelah 10 tahun bekerja di balik meja, mereka akan berdebat mengenai pekerjaan dan membicarakan percintaan di kantor, dan orang-orang tidak akan terus mengungkit masa lalu mereka.
Jenny berkata begitulah yang terjadi pada selebritis, itulah sebabnya ia memutuskan pensun dini. Ia mengusulkan pada 10 tahun debut mereka, ia dan Ae-jung berkumpul dan melakukan hal yang menyenangkan bersama. Tapi sayang Ae-jung sudah ada acara pada hari itu. Ia sudah dibooking untuk mengadakan pertunjukkan di luar Seoul.
Jin, Se-ri dan perwakilan managemen mereka masing-masing bertemu untuk membicarakan iklan yang akan dibintangi mereka berdua sebagai pasangan. Kontrak itu berlaku selama dua tahun , jadi selama 2 tahun mereka tidak boleh putus atau terlibat skandal dengan orang lain. Kontrak itu bernilai 1 miliar won.
Se-ri berkata orang yang terlibat skandal akan menanggung akibatnya sendirian. Ia memastikan ia akan sangat sibuk hingga tidak ada waktu untuk terlibat skandal. Bagaimana denganmu, tanyanya pada Jin. Jin berkata setelah mereka menyatakan diri sebagai pasangan, semuanya jadi lebih mudah. Ia meyakinkan ia tidak akan melanggar aturan, karena ia ingin meneruskan hidup tenang.
Se-ri mengusulkan penandatanganan kontrak iklan tersebut dilaksanakan pada hari perayaan ulang tahun ke-10 debut Se-ri. Ia akan mengadakan jumpa fans pada hari itu. Ia mengusulkan Jin datang dan mengumumkan secara terbuka mereka pasangan yag saling memperhatikan. Juga akan membantu image Jin. Jin kesal tapi tidak berkata apa-apa.
Dalam perjalanan pulang Moon berkata Jin harus datang pada acara ulang tahun debut Se-ri karena ia sudah berjanji. Jin jadi ingat, Ae-jung juga debut bersama Se-ri, jadi Ae-jung pun seharusnya merayakan ulang tahun debut ke-10nya pada hari itu. Moon berkata Ae-jung den Se-ri debut pada hari yang sama tapi sepuluh tahun kemudian karier mereka bagai bumi dan langit. Jin berusaha mengenyahkan pikirannya dari Ae-jung.
Tapi ia tak bisa. Pada hari ulang tahun debut Ae-jung, Jin pergi ke rumah Ae-jung. Ia mengernyitkan kening melhat rumah Ae-jung yang tidak terawat dan berantakan. Jin menelepon Ae-jung.
Ae-jung sedang dalam perjalanan bersama Ae-hwan ke tempat pertunjukkannya. Ae-jung melihat ponselnya, “6090” yang menelepon. Ae-hwan bertanya mengapa Ae-jung tidak mengangkatnya. Ae-jung berkata Jin yang meneleponnya dan ia yakin Jin hanya ingin membuatnya susah. Ae-hwan menyuruh Ae-jung mengangkat telepon itu, karena ia khawatir Jin malah akan menggunakan kesempatan itu untuk menyusahkan Ae-jung.
Ae-jung tidak mau . Bagaimana jika Jin bertanya mereka ada di mana dan menemukan mereka akan melakukan kegiatan lain di luar jadwal managemen. Maka itu akan dipergunakan Jin untuk mendepaknya dari kontrak.
Jin kesal karena lagi-lagi Ae-jung tidak mengangkat teleponnya. Jin masuk dan melihat Hyung-gyu sedang duduk sendiri membuat kapal-kapalan kertas.
Hyung-gyu memberi salam dengan sopan. Jin bertanya apakah Ae-jung ada di dalam. Hyung-gyu berkata bibinya tidak ada di rumah.
“Hei Ding-dong, sudah berapa lama kau tinggal di rumah ini?”
“Aku tinggal di sini seumur hidupku.”
“Berapa usiamu?’
“Tujuh tahun.”
“Rumah ini dikontrak bulanan atau tahunan? Rumah ini tidak cukup baik untuk disewa tahunan. Jika bulanan, berapa sewanya?”
Ding-dong bingung. Jin menggelengkan kepala, merasa bodoh telah bertanya hal seperti itu pada anak tujuh tahun.
“Ahjusshi, apa kau akan menikahi bibiku?”
Jin terkejut, apa?
“Kakekku bilang, jika kau akan menikahi seseorang, kau akan terus bertanya mengenai orang itu.”
“Ding-dong!!” seru Jin dengan keras hingga Hyung-gyu melompat ke belakang. “Omong kosong apa itu? Aku ini Dokko Jin!”
Jin meninggalkan rumah Ae-jung dengan kesal, “Aku seharusnya tidak menginjakkan kaki di wilayah Goo Ae-jung”. Hyung-gyu melempar kapal-kapalan kertas pada Jin. Jin memarahinya.
“Jika kau tidak belajar sungguh-sungguh dan hanya menerbangkan kapal-kapalan kertas maka kau akan hidup dalam rumah seperti itu selamanya, mengerti?”
Ding-dong menunduk memandangi kapal-kapalan kertas di tangannya. Kasian, dia pasti kesepian.
“Jawab aku, Ding-dong!”
“Iya,” jawab Ding-dong pelan.
Jin berjalan ke mobilnya dan melihat wajah Ae-jung di kapal-kapalan kertas yang dilempar Hyung-gyu. Kapal-kapalan itu dibuat dari kertas brosur pertunjukkan Ae-jung di tempat lain. Lokasinya di sebuah night club di luar kota.
Sementara itu Se-ri mempersiapkan acara perayaan ulang tahun debutnya dengan meriah. Ia sedang didandani sambil membaca ucapan selamat dari para fansnya. Se-ri tersenyum senang.
Kontras dengan itu, jika belum cukup kontras, Ae-jung duduk di ruang ganti sempit sederhana sambil makan kimbab. Se-ri didandani dan dilayani oleh beberapa orang sementara Ae-jung duduk sendiri. Ae-hwan memberikan surat yang ditujuan pada Ae-jung. Ia pikir itu adalah ucapan selamat ulang tahun ke-10 debut Ae-jung dari seorang fansnya.
Ae-jung tidak berpikir masih ada fans yang setia padanya hingga memberinya ucapan selamat. Ae-hwan meminta maaf karena menjadwalkan Ae-jung untuk menyanyi di tempat seperti itu pada hari yang spesial bagi Ae-jung. Ae-jung berkata apa yang salah dengan tempat ini, penyanyi sejati tidak peduli dengan ukuran panggungya.
Ae-hwan tersenyum lega dan kembali bersemangat. Ia ingin menyediakan spotlight, semburan asap untuk Ae-jung.
Ae-jung menyemangati dirinya sendiri dan membuka surat itu. Di amplop surat ada gambar daun semanggi berhelai empat. Jenny dan Se-ri juga mendapat surat yang bergambar sama.
Mereka membukanya. Isinya CD Album pertama mereka yang menjadi hits dan juga gambar daun semanggi berhelai empat yang telah dilaminating. Pada ketiga amplop tersebut tidak ditulis nama pengirimnya.
Kilas baik:
Kukbeo Sonyeo akan debut di atas panggung. Manager Jang menyemangati mereka di belakang panggung. Jenny, Ae-jung, Mi Na , dan Se-ri sangat gugup. Mi Na mengeluarkan daun semanggi berhelai empat yang ditemukannya. (4 helai menunjukkan keberuntungan, umumnya berhelai 3). Hal itu memberi semangat pada mereka berempat untuk tampil.
Ae-jung tersenyum mengingat itu, ia berpikir apakah Mi Na yang mengirimnya. Jenny terharu melihat gambar itu. Se-ri mengibaskan kepalanya, menguatkan dirinya bahwa ia sekarang Kang Se-ri, bukan Kukbeo Sonyeo.
Ae-jung meneruskan makan kimbabnya. Ia tersedak. Hingga terus batuk-batuk.
Jin datang ke tempat pertunjukkan Ae-jung. Ia melihat poster Ae-jung. Ia tahu dengan bukti itu ia bisa membebaskan Ae-jung dari kontrak dengan demikian Ae-jugn tidak masuk dalam managemennya lagi. Tapi ia tidak yakin dengan melakukan itu, dengan Ae-jung tidak berada dalam kehidupannya lagi, apakah semua akan kembali seperti sebelumnya (sebelum ia mengenal Ae-jung)?
Ae-jung tidak berhenti batuk. Ia jadi merasa sedikit mual. Ia mencoba menekan titik yang ditunjukkan Pil-joo untuk menghentikan cegukan. Namun ia malah makin batuk. Ae-hwan menawarkan diri untuk menekannya. Ae-jung tidak mau, jika terlalu kuat ia bisa mati.
Ae-hwan berkata mereka harus menyelesaikan pertunjukan mereka. Ia mengusulkan Ae-jung beristirahat dulu di mobil karena giliran tampilnya masih lama. Ia akan memangil Ae-jung jika sudah gilirannya tampil.
Ae-jung setuju. Ia membawa paket tadi bersamanya. Di ruang night club, seseorang menyapanya. Ae-jung tertawa, “Dokko Jin ?” Bukan Dookko Jin beneran, tapi Dokko Jin palsu (cameo, pemeran Eun-so dalam Pasta).
Ia berusaha meniru gaya bicara dan sikap Jin. Ae-jung berkata, dengan memiliki cukuran kumis yang sama tidak berarti ia bisa meniru Dokko Jin. Jin lebih tinggi dan lebih fit daripada Jin palsu. Juga mata Jin palsu sangat kecil. Jin palsu bertanya apakah Jin asli benar-benar tampan. Ae-jung mengiyakan^^
“Gaya bicara Jin asli juga bukan: Hallo apa kabar, saya Dokko Jin.., melainkan : aku ini Dokko Jin!”
Jin palsu membantah, untuk menjadi Jin asli harus lebih lembut dan lebih baik. Ae-jung tersenyum geli.
Jin palsu memberi contoh: “Goo Ae-jung sshi, hari ini kau cantik sekali.” Ae-jung tertawa, ia mengusap rambut Jin palsu dan berkata jika Jin bisa sebaik dan selembut kau pasti banyak yang menyukaimu. Ae-jung menyuruh Jin palsu membuka mata lebih lebar. Jin palsu mengiyakan dengan gembira.
Setelah Ae-jung keluar, Jin asli muncul dan menepuk pundak Jin palsu. Jin menutupi janggutnya agar tidak terlihat orang lain. Jin palsu sangat terkejut ketika mengetahui itu Dokko Jin asli. Jin berkata pada Jin palsu bahwa mereka tidak sama dan Jin palsu harus mengubah menampilannya. Jin palsu terbengong-bengong.
Ae-jung duduk di mobil lalu tertidur. Jin menghampiri mobil Ae-jung. Ia melihat sekelilingnya, memastikan tidak ada yang mengenalinya.
Ia lalu membungkuk dan menempelkan tangannya di jendela mobil. Ia menempelkan tangannya seakan-akan ia sedang membelai pipi Ae-jung. Ae-jung menggerakkan kepalanya seakan merasa nyaman dalam kehangatan tangan Jin. Tatapan Jin melembut melihat Ae-jung. Tatapan jatuh cinta.
FUN FACTS:
1. Gong Hyo-jin punya julukan lho. Ia dijuluki Olive (Popeye the Sailor Man), kalau dilihat, perawakannya memang mirip Olive ya^^
2. Saat Jin tidak memberikan kode rumahnya pada Ae-jung, kata-katanya mirip dengan yang karakternya katakan di Athena.
3. Mungkinkah Cha Seung-won memilih drama rom-com Best Love setelah mengadakan percakapan dengan managernya seperti Jin berbicara dengan Moon. Cha Seung-won terakhir kali berperan dalam Athena yang bergenre action. Selain Best Love, ia juga pernah berperan dalam drama City Hall bersama Kim Seon-ah (My Name is Kim Sam-soon).
4. Adegan Pil-joo mengatupkan kedua tangannya pada telinga Ae-jung, sepertinya parodi dari salah satu adegan terkenal alam acara “X-Man” (sebuah variety show di Korea). Pada salah satu episode acara tersebut, Kim Jong-gook menutupi telinga Yoon Eun-hye sebelum mengucapkan jawabannya dan memmbuat Yoon Eun-hye terharu. Mereka pernah digosipkan berpacaran dan memang memiliki hubungan yang akrab. Bagi yang penasaran ingin melihat videonya
klik di sini.
Juga ada artikel menarik mengenai hubungan Kim Jong-gook dengan Yoon Eun-hye:
klik di sini
Fun Facts Credit to: Blue (Electric Ground)