Sinopsis Best Love Episode 16 – Final
Pengakuan Jin sulit dipercaya oleh orang lain. Nyonya pemilik restoran bertanya apakah Ae-jung benar-benar kekasih Jin.
“Ya, pria itu kekasihku,” sahut Ae-jung sambil menangis terharu. Ia lalu tersenyum bahagia.
Pil-joo menunduk mendengar pengakuan Jin. Ia mengerti dirinya tidak memiliki kesempatan lagi. Se-ri tersenyum senang. Bahkan Jenny menganggap Jin keren. Se-ri melirik Pil-joo untuk melihat reaksinya. Pil-joo tersenyum sedih merelakan Ae-jung.
Ayah Ae-jung dan Ae-hwan juga menyaksikan siaran tersebut. Dalam wawancaranya, Jin meminta semua orang mendukung hubungan mereka. Ayah Ae-jung terlihat khawatir dan bertanya di mana Ae-jung sekarang. Di restoran sup kentang, jawab Ae-hwan.
Pembawa acara bertanya pada Jin, apakah Ae-jung tahu Jin akan mengumumkan hubungan mereka. Jin berkata Ae-jung tidak tahu dan mungkin sedang terkejut sekarang ini. Ae-jung tersenyum. Pembawa acara berkata bukan hanya Ae-jung yang terkejut.
Moon mematikan televisi dan melirik Jae-seok yang terus menutupi wajahnya. Moon menerka Jae-seok sudah tahu sebelumnya. Jae-seok meminta maaf. Moon menarik nafas panjang, mereka harus berperang lagi.
Ponsel Jae-seok berbunyi. Jae-seok ragu-ragu. Mengapa kau tidak mengangkatnya, tanya Moon. Apa yang harus kukatakan, Jae-seok balik bertanya.
“Mereka selalu saling mendukung dan persahabatan mereka berkembang menjadi cinta. Semoga mereka memiliki cinta yang indah. Tolong dukung cinta mereka,” jawab Moon pada wartawan.
Kembali pada wawancara Jin. Jin ditanya apa yang paling disukainya dari Ae-jung.
“Pertama, dia sangat cantik. Sama seperti idola lainnya, dia sangat cantik. Aku merasa seakan berada dalam pengaruh hipnotis dan tidak bisa mengendalikan diriku. Kurasa bahkan jika hipnotis itu berakhir sekarang, itu adalah hal terbaik yang pernah kurasakan. Goo Ae-jung adalah cinta terbesar dalam hidup Dokko Jin.”
Siapa yang ngga terharu mendengar kata-kata yang begitu romantis? Di depan TV nasional lagi. Ae-jung merasakan itu.
“Goo Ae-jung….aku mencintaimu…” Jin menatap kamera.
Ae-jung menangis bahagia.
Malam itu Jin menunggu Ae-jung, lengkap dengan cincin di tangan dan pita merah besar melingkari leher. Ae-jung menghampirinya dan tersenyum lebar melihat penampilan Jin.
“Dokkon Jin adalah hadiah untuk Ae-jung. Kali ini, aku yang mengganggumu. Aku sudah mengatakan semuanya di TV. Tidak ada jalan kembali. Kau harus bertanggung jawab!!” Jin menyodorkan cincin Ae-jung di jarinya (ngga muat jadi cuma di ujung jari doank hehe^^)
Aejung terpana.
“Ini…adalah masa depan yang bisa kuberikan padamu. Terimalah..”
Ae-jung tersenyum dan menyodorkan tangannya. Jin memakaikan cincin itu di jari Ae-jung. Begitu cincin itu melingkar di jarinya, Ae-jung menggenggam tangan Jin.
“Kali ini aku bisa berpegang dengan kuat,” katanya.
“Kau sudah tertangkap olehku sekarang. Tidak ada lagi kata-kata mengenai membiarkan pergi dan melarikan diri,” Jin mengingatkan.
“Melarikan diri? Jangan pernah pikirkan hal itu! Aku tidak akan pernah melepasmu,” Ae-jung memeluk Jin erat-erat. Mreka berpelukan dengan penuh kebahagiaan. Aaaahhh… terkapar deh saking romantisnya 🙂
Tentu saja pengakuan Jin menjadi headline news di mana-mana tapi tanggapannya ternyata tidak baik. Ae-jung mengeluh, memangnya hubungan mereka hubungan amoral. Jin malah berpendapat sebaliknya.
Bintang sekelas Jin tidak menyukai Shin Min-ah atau Han Ye-seul, tapi Goo Ae-jung, Jika reaksinya biasa-biasa saja itu malah akan menyakiti harga dirinya. Mereka melihat komentar para fans. Sebelum Ae-jung sempat membaca, Jin menutup komputer.
Lebih baik tidak melihatnya, rasanya seperti dipukuli sekujur tubuh. Jin minta Ae-jung jangan khawatir, ia memiliki sekelompok fans yang akan melindungi mereka. Para fans itu bahkan mengunjunginya di rumah sakit sebelum ia dioperasi.
Jin memutuskan meng-upload fotonya bersama Ae-jung dan melihat reaksi para fans tersebut. Ternyata reaksinya negatif, yang mendukung hanya satu orang, sisanya memaki Ae-jung bahkan memaki Jin.
“Mereka bahkan mengataimu, apa mereka masih fans setiamu?” tanya Ae-jung. Jin masih berusaha menenangkan Ae-jung, banyak orang yang tidak bisa membedakan apa yang benar. Tapi Jin tak tahan lagi saat melihat sebuah komentar.
“Jangan-jangan Dokko Jin kehilangan kejantanannya setelah operasi hingga harus pura-pura menikah dengan Goo Ae-jung.” Bwahahaha….netizen emang kreatif banget (ngakak).
“Orang ini harus dituntut!” seru Jin kesal. Ae-jung malah bersikap biasa dan menyuruh Jin berhenti membaca. Jin menyuruh Ae-jung membantah komentar itu.
“Apa kau mau merusak imagemu? Ini baru permulaan, bagaimana bisa kau seperti ini?” tanya Ae-jung mengingatkan. Jin terdiam.
Moon juga membawa berita buruk. Jin berkata ia sudah mempersiapkan mentalnya jadi katakan saja berita buruknya. Moon mengatakan 17 dari 18 tawaran iklan sudah ditarik. Iklan yang tersisa adalah iklan pinjaman uang, sesuatu yang tak pernah dilakukan Jin sebelumnya. Jin yakin film berikutnya akan mengembalikan semuanya.
“Tidak ada film berikutnya.”
Apa? Bukankah selain film Cannes ada film-film lainnya? Moon berkata dulu semua sutradara berlomba-lomba meneleponnya. Sekarang semua tidak ada yang mau menjawab teleponnya. Jin terpekur. Situasi benar-benar buruk baginya.
Ae-jung memperlihatkan cincinnya pada Jenny dan keluarganya. Ae-jung tidak peduli dengan anggapan orang lain. Tapi keluarganya tentu harus menyelamatinya. Ayah Ae-jung memberi selamat pada anaknya.
“Aigooo, apa kau sangat lelah? Apa kau bisa menghadapi semuanya?” tanya ayahnya prihatin.
“Ayah, kau tidak bertanya apakah aku bahagia atau tidak? Aku sudah bertunangan.”
“Ae-jung, apa kau bahagia?” tanya Ae-hwan.
“Aku sangat bahagia,” jawab Ae-jung tersenyum.
“Keuk-bo!” timpal Hyung-gyu.
Semua tertawa. Jenny menasihati Ae-jung agar segera menikah. Dengan demikian orang-orang tidak bisa melakukan apa-apa lagi pada Ae-jung. Ae-jung mengangguk.
Se-ri menemui Pil-joo dan memberitahu kalau Ae-jung telah dilamar Jin. Ia memberitahunya karena ia pikir Pil-joo sudah membereskan perasaannya. Pil-joo berkata ia akan segera berangkat. Se-ri memberitahu kalau ia juga akan pergi ke Cina untuk syuting film.
Pil-joo terlihat tak senang dengan berita itu, sepertinya ia merasa terganggu. Apalagi Se-ri mengusulkan agar mereka sering bertemu. Pil-joo bertanya apa Se-ri akan berada di Beijing, Se-ri mengiyakan.
Dengan wajah puas Pil-joo memberitahu kalau jarak dari Beijing ke kota tempatnya berada harus ditempuh selama 2 jam melalui kereta api. Jaraknya cukup jauh. Cina benar-benar negara yang luas, ujar Pil-joo. Se-ri kecewa.
Ae-hwan berterimakasih pada PD acara kuliner yang dibawakan Ae-jung. Tadinya ia pikir Ae-jung akan didepak karena di forum banyak yang mengatakan tidak akan menonton acara itu lagi jika dibawakan oleh Ae-jung. PD itu berkata anehnya rating acara Ae-jung malah meningkat dua kali lipat. Mereka pasti menonton sekaligus menjelek-jelekkan Ae-jung. Ae-hwan tersenyum pahit.
Ae-jung menghibur Jin yang kehilangan tawaran iklan maupun film. Ia merasa tak enak karena masih bisa syuting sedangkan Jin tidak. Jin malah senang Ae-jung bisa menghasilkan uang dan menyemangatinya agar tidak dipecat.
Ae-jung menceritakan bahwa ia sangat menyukai acara yang dibawakannya ini. Ia bahkan dijuluki “Jang Geum Ceria”, semacam tiruan dari “Dae Jang Geum” (Jang Geum Hebat). Jin mengerti dan meminta tanda tangan Ae-jung.
Jin mengeluarkan selembar kertas. Ae-jung terkejut melihatnya. Pendaftaran Pernikahan. Jin bahkan sudah menandatangani surat itu. Ae-jung menoleh menatap Jin.
“Inikah yang kau inginkan untuk kutandatangani?” tanya Ae-jung tersenyum.
“Ayo cepat tandatangani, Nn. Jang Geum Ceria,” sahut Jin.
Ae-jung bertanya apakah hal seperti ini bisa diburu-buru. Jin meminta Ae-jung jangan banyak berpikir, cukup tandatangani di sebelah tandatangannya. Ae-jung menanyakan mengapa Jin terburu-buru. Aku ingin membuktikan pada mereka yang menganggap kita tidak akan bertahan lama bahwa mereka salah, jawab Jin. Jadi hal pertama yang harus dilakukan adalah memperistri Ae-jung.
“Pertama kali kau memberiku tandatangan, kau menyuruhku segera pergi,” goda Ae-jung.
“Kau tidak pergi, kau terus muncul di hadapanku sampai sekarang. Berhasil menjadi istri Dokko Jin, selamat.”
Ae-jung tersenyum. Sebelum menandatangani, ia menoleh pada Jin. “Ini adalah kehormatan, tahukah kau?” ujar Jin. Ae-jung membubuhkan tandatangannya.
Berita Jin mendaftarkan pernikahannya segera tersebar. Dan reaksi yang timbul semakin negatif. Oran-orang pikir Jin dan Ae-jung terus membuat masalah. Se-ri yang lebih cocok dengan Jin. Moon bertanya mengapa Jin terus membuat sensasi seperti ini. Setiap kali Jin mengumumkan sesuatu, seluruh negara jadi galau ;p
Moon memberitahu Jin, Kim Jun-sang (alias Kim Nam-gil pemeran Bidam dalam QSD) akan menerima penghargaan dalam Festival Film Internasional. Ia mengambil alih skrip film Kim Ki-wuk yang tadinya akan diperankan Jin. Jin menutupi kekecewaannya dan mengambil sebotol air bervitamin. Ia terkejut saat melihat foto Kim Jun-sang telah menggantikan fotonya. Moon berkata iklan bereaksi paling cepat jika ada skandal.
Jenny dan Jae-seok membaca komentar-komentar yang ditujukan pada Ae-jung dan Jin. Mereka menemukan orang-orang bahkan menulis “Mati!” pada Ae-jung dan Jin. Jenny kesal sekali, bukankah mereka seharusnya melaporkan orang-orang ini. Hanya akan memperburuk keadaan, kata Jae-seok.
Manajer Jang menemui PD Kim dan penulis Han. Kali ini ia meminta mereka mengikutsertakan seluruh anggota Candies, bukan hanya Harumi. Ia melewati meja Jae-seok dan Jenny, tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.
Jenny berkata bahkan beberapa orang menyangka ada video porno yang melibatkan Ae-jung dan Jin. Setiap selebriti pernah mengalaminya sekali dua kali, kata Jae-seok menenangkan. Tapi memang ada video kak Jin, kata Jae-seok. Manajer Jang langsung berhenti berjalan. Jenny bertanya apakah Jae-seok pernah menontonnya. Bukan jenis yang kaupikirkan, sahut Jae-seok, keingintahuan seperti inilah yang menyebabkan gosip. Manajer Jang menganggap hal itu menarik.
Jin membawa Ae-jung menonton di bioskop. Semua orang langsung mengerumuni mereka. Ae-jung merasa aneh berada di tempat banyak orang seperti ini, ia merasa ingin menyembunyikan wajahnya. Jin berkata ia sengaja mengumumkan hubungan mereka agar mereka bisa berkencan secara terbuka seperti ini.
Jin sengaja memeluk Ae-jung hingga semua orang menjadi ribut dan mengambil foto mereka. Ae-jung merasa canggung. Ia bertanya mereka sebaiknya menonton film apa.
“Anjing Pungsan? Sepertinya karakter utamanya seekor anjing. Aku suka anjing, bisakah kita menonton ini?” tanya Ae-jung.
“Film di mana pemeran utamanya tidak mengatakan sepatah katapun? Baiklah,” sahut Jin sambil terus memamerkan kemesraannya dengan Ae-jung.
Hahaha…Anjing Pungsan (Pungsan Dog) sebenarnya adalah film terbaru Yoon Kye-sang (pemeran Pil-joo) dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan anjing karena film itu merupakan film dengan latar belakang perang^^
Saat mereka menunggu, mereka mendengar orang-orang di sebelah mereka mulai mengata-ngatai mereka. Orang-orang itu tak habis pikir Jin dan Ae-jung masih berani keluar setelah menerima berbagai penghinaan. Mereka pikir Ae-jung dan Jin hanya mencari perhatian dan ingin difoto.
“Permisi…” Jin mengambil ancang-ancang siap balik menyerang. Orang-orang itu pura-pura tidak melihat Jin. Ae-jung cepat-cepat mengalihkan perhatian Jin. Ia tidak mau Jin mendengar perkataan mereka yang hanya akan menyakiti perasaan Jin. Sebagai gantinya Ae-jung menyanyikan lagu “Dugeun Dugeun” di telinga Jin.
Tanpa mempedulikan dunia di sekitar mereka yang terus menghakimi, memaki, dan menghina mereka, Ae-jung menyanyikan perasaannya untuk Jin.
Sejak awal, kita tidak cocok
Selalu memulai pertengkaran,
membuat frustasi yang lain
Sungguh aneh, hati kita terjalin tanpa disadari
Jika kau tidak disampingku,
aku merindukanmu setengah mati
Mereka mengingat saat pertama kali mereka bertemu hingga akhirnya Jin mengumumkan rasa cintanya pada Ae-jung.
Jae-seok menemui Moon. Ia bertanya apakah Moon masih menyimpan CD yang diberikan Jin sebelum operasi. Jae-seok menceritakan rumor adanya video Jin, banyak yang penasaran akan isi video itu. Jae-seok ingin meminjam video itu.
“Aku ingin orang-orang berpikir video itu video porno lalu mereka akan shock saat tahu bahwa video itu ternyata…por-oro.”
Moon sepertinya mendapat ide. Ia bertanya apakah ada yang tahu mengenai isi video Jin. Ia minta Jae-seok jangan melakukannya dan jangan membocorkan tentang video tersebut. Jae-seok kecewa dan tak mengerti tapi ia menurut saja.
Ae-jung terkejut saat mengetahui ada rumor mengenai video Jin, apa itu masuk akal. Jenny berkata ada gosip Ae-jung juga membuat video yang sama. “Kau tidak melakukannya, bukan?” tanya Jenny. Ae-jung tertawa tak percaya Jenny menanyakan hal itu.
Ada tiga gosip video Dokko Jin terbaik, kata Jenny. Versi pertama, Ae-jung adalah Sailor Moon. Dalam video itu Ae-jung menangkap Jin bagai penjahat lalu berkata, “Dokko Jin, dalam nama cinta, hari ini aku tidak akan memaafkanmu!”
Ae-jung bergidik geli. Kalau yang pertama sudah separah itu, bagaimana dengan video yang kedua? Ae-jung memegang…tali. Ae-jung kesal sekali, memangnya Jin itu hidung belang?
Yang ketiga lebih mengejutkan, sahut Jenny…benar-benar….”Eonni!! Jangan katakan! Benar-benar tidak ada hal seperti itu,” seru Ae-jung. Jenny berkata Jin pasti sangat frustasi saat ini. Kim Jun-sang akan menerima penghargaan ditambah gosip video seperti ini. Ae-jung tak menyangka keadaan malah bertambah buruk dan bukannya bertambah baik. Mereka tidak akan berhenti sampai kalian menyerah, sahut Jenny sedih.
Ae-jung pergi ke rumah Jin dan menemukan Jin dalam mood jelek. Jin sedang menonton tayang ulang “Couple Making” saat Pil-joo memberi Ae-jung bunga mawar. Ia cepat–cepat mematikan TV ketika Ae-jung datang.
“Mengapa kau matikan?” tanya Ae-jung tanpa tahu apa yang ditonton Jin.
“Karena aku tidak mau melihat adegan selanjutnya,” sahut Jin murung. Jin bahkan menatap Ae-jung kesal dan meninggalkan Ae-jung begitu saja di ruang tamu. Ae-jung bingung, ia pikir Jin melihat Kim Jun-sang menerima penghargaan di TV.
Jin masih tidak mau melihat Ae-jung. Ae-jung pikir Jin sedang sedih. Ia mendekati Jin dan mengajaknya jalan-jalan membeli kimbap untuk piknik besok. Jin masih mengacuhkannya. Ae-jung sedih dan berpikir untuk pergi. Tapi ia memutuskan untuk tinggal di sisi Jin.
Ae-jung memeluk Jin erat-erat dari belakang.
“Ada apa?” tanya Jin merajuk.
“Chun-jeon (cas ulang)…Kau pasti frustrasi karena Kim Jun-sang, bukan?”
“Mengapa aku harus frustrasi karena dia?” tanya Jin.
Karena dia menerima penghargaan sementara Dokko Jin menerima hinaan, kata Ae-jung. Jin berkata suatu saat ia pasti akan pergi ke Cannes dan membawa Ae-jung bersamanya. Ae-jung akan melihat bahwa dia lebih populer daripada Kim Jun-sang.
Jin menyuruh Ae-jung duduk di pangkuannya. Ae-jung menanyakan penyebab kekesalan Jin. Jin menceritakan ia baru saja melihat Ae-jung dan “sembarang” dokter di TV. Ia merasa itu disengaja, acara itu terus diputar dalam berbagai stasiun berbeda.
Ae-jung tertawa geli, “Jadi kau baru menonton Couple Making?”
“Iya, mengapa mereka terus menayangkannya berulang-ulang? Kau harus ajukan komplain dan minta mereka menghentikannya atau kautuntut mereka.”
Ae-jung tertawa senang melihat kecemburuan Jin. Jin kesal karena Ae-jung menarikan tarian seksi sambil mengenakan helmet hanya untuk menyenangkan dokter itu. Jin minta Ae-jung juga menari untuknya. Tidak mau, kata Ae-jung sambil bangkit berdiri.
Ae-jung tidak mau mengenakan helmet lagi. Kalau begitu bagaimana dengan topi, tanya Jin. Topi yang sudah ditandatangani Ae-jung. Ae-jung bingung, kapan ia menandatangani sebuah topi untuk Jin. Jin tersenyum puas, ada topi seperti itu.
Jin menunjukkan topi itu pada Ae-jung dan berterusterang kalau dialah satu-satunya pendukung Ae-jung dalam Couple Making, DK1974 (DK-Dokko, 1974-tahun kelairan Jin). Ia mendapat hadiah topi karena menang setelah voting dalam polling internet. Ae-jung tak menyangka Jin sudah menyukainya bahkan sejak ia baru bergabung dalam acara Couple Making. Jin mengangguk. Ae-jung tersenyum bahagia, mereka berpelukan. Jin mengusulkan pergi piknik ke tempat indah sambil mengenakan topi tersebut.
“Goo Ae-jung, aku menanyakannya karena mood kita sedang baik. Ketika kau bersama “sembarang” dokter, apa kau sama sekali tidak tergoda? Tak apa-apa, aku tidak akan marah. Hahaha…tidak, aku tidak akan marah.”
“Sedikit….”
“Sedi…!! Hahaha….tidak aku tidak akan marah.Grrrr…”
“Apa kau marah?”
“Tidak, aku tidak marah…” sahut Jin gemas. Sweet couple^^
Ae-jung berada dalam perjalanan ke Wonju untuk syuting acara terbarunya. Ia sempat berbicara dengan Jin di telepon dan berjanji akan pulang saat makan malam. PD melihat wallpaper ponsel Ae-jung, foto hamparan bunga kentang. Ae-jung bercerita ia memiliki tanaman kentang di rumahnya yang sedang berbunga indah sekali. Dan kecelakaan itu pun terjadi.
Jin sedang bersama Hyung-gyu di rumahnya. Ia menerima sebuah telepon dan bergegas ke rumah sakit. Jin melihat Ae-jung yang terbaring dan memanggilnya pelan. Ae-jung pelan-pelan membuka matanya dan tersenyum melihat Jin.
Ae-jung duduk dan mengatakan ia tidak apa-apa, hanya tangannya yang terluka hingga diperban dan sedikit luka di dahi. Tapi Jin, yang sangat shock karena Ae-jung mengalami kecelakaan, memeluk Ae-jung erat-erat. Ia terus berterima kasiha karena Ae-jung tidak apa-apa. Apa kau begitu khawatir, tanya Ae-jung.
“Lebih dari khawatir, jantungku berdebar sangat kencang hingga rasanya seperti akan meledak.”
Giliran Ae-jung yang khawatir dengan jantung Jin. Ia mendekatkan telinganya di dada Jin dan mendengar debaran jantung Jin yang kun-dak kun-dak sangat kencang. Ia segera menyuruh Jin menenangkan diri dengan “mind control” dan menarik nafas panjang. Jin sedih melihat Ae-jungnya yang terluka.
Jenny menemani Ae-jung di rumah sakit. Saat Ae-jung tidur, ia melihat komentar-komentar jelek yang ditujukan pada Ae-jung. Ia sibuk mengomentari balik mereka. Jin datang membawa pakaian dan perlengkapan Ae-jung. Ia meminta tolong pada Jenny untuk mengecek apakah ada yang kurang.
Jenny meminta Jin tunggu sebentar. Jin bertanya apa yang sedang Jenny lakukan. Jenny kesal dengan komentar orang-orang tentang kecelakaan Ae-jung. Ia akan mengajukan protes dan menyuruh mereka menghapusnya.
Jin merebut ponsel Jenny dan membacanya. Ia terpukul dan marah membacanya. Isinya antara lain: mengapa Ae-jung tak mati saja dalam kecelakaan itu, mereka berharap Ae-jung mati, dan sebagainya.
Jin tak bisa diam saja kali ini. Ia menyuruh Moon menuntut mereka. Moon menasihati percuma saja Jin melakukannya. Orang-orang itu tidak akan dihukum dan Jin hanya akan menuai lebih banyak kontroversi. Akan lebih baik jika Jin membiarkannya.
“Aku tidak akan membiarkannya. Aku akan menuntut mereka dan memastikan mereka dihukum,” sahut Jin marah. Wow…Ae-jung’s greatest love^^
Jae-seok mengajukan tuntutan resmi ke kantor polisi. Para wartawan meliput tuntutan tersebut. Polisi berhasil menangkap para pembuat komen itu. Dan ternyata mereka hanyalah beberapa anak sekolah, pegawai kantoran, ibu rumah tangga, profesor universitas.
Tertangkapnya mereka tidak memperbaiki keadaan, kata Jae-seok pada Jenny dan Ae-hwan. Ae-hwan tak mengeti mengapa orang-orang itu melakukan hal seperti itu? Mengapa mereka memiliki kebencian yang begitu mendalam pada Ae-jung dan Jin?
Moon memberitahu Jin kalau orang-orang itu ingin meminta maaf langsung pada Jin, mereka berjanji tidak akan melakukannya lagi dan berharap Jin melunak. Apa in masih akan menuntut? Moon mengerti kemarahan Jin. Ia juga tahu Jin menggunakan kesempatan ini agar hal seperti ini tidak terulang kembali. Jin bertanya mengapa mereka melakukan hal seperti itu. Alasannya: mereka melakukannya tanpa berpikir. Mereka benar-benar menyesal. Jin tak bisa berkata apa-apa lagi.
Hmmm…Inilah yang tak kusukai dari forum internet yang seringkali tidak beradab. Kebebasan berpendapat memang hak setiap orang tapi kewajiban setiap orang juga untuk menghargai hidup orang lain. Setidaknya kita berpikir dulu sebelum bertindak/berkata-kata/menuliskan komen.
Ae-jung juga menasihati Jin untuk membatalkan tuntutan tapi Jin tidak mau. Ia akan terus menuntut mereka sampai kapanpun juga. Bagaimana dengan image Jin yang selama ini baik? Jin lebih memilih menjadi Dokko Jin yang menjunjung kebenaran. Ia kesal Ae-jung terbaring sakit tapi masih memikirkan imagenya.
Jae-seok masuk tergesa-gesa dan memberitahu Jin sepertinya ada yang salah. Apalagi yang salah, tanya Jin kaget. Video Jin menempati tempat teratas pencarian internet.
Jenny dan Ae-hwan bingung, pasti ada yang membuat video palsu. Jenny pikir baik asli maupun palsu, pasti menimbulkan kerusakan besar. Jika ada foto palsu selebritis wanita yang berpose tanpa pakaian, pasti imagenya langsung jatuh. Ae-hwan dan Jenny penasaran dengan isi video itu dan ragu-ragu apakah mereka harus menontonnya.
Semua orang heboh dengan kemunculan video Jin. Di kantor, di jalan, di mana-mana. Video itu menyebar dengan sangat cepat. Ae-jung melihat video itu dan ragu apakah ia harus menontonnya. Dalam video itu tampak Jin sedang duduk sambil memegang kerah bajunya, seakan hendak membuka kancing.
Ae-jung akhirnya menekan tombol play.
Jin membetulkan kerahnya dan membungkuk memberi hormat.
“Jika video ini dirilis, mungkin artinya operasi jantungku telah gagal dan aku tak lagi berada dalam dunia ini. Aku meminta semua orang yang telah mencintaiku selama ini, untuk menjaga orang yang kucintai. Image-ku dibentuk dengan sangat baik, itulah sebabnya Dokko Jin dicintai banyak orang. Tapi wanita yang kucintai, karena serangkaian kesalahpahaman, tidak disukai oleh banyak dari kalian. Tapi jika kau mengenalnya, kau akan menemukan dia adalah wanita yang baik, Goo Ae-jung. Apapun yang ia lakukan, dia selalu disalahpahami dan dimarahi. Jadi sebelum aku pergi, aku harus memberi bukti, Dokko Jin benar-benar dan sungguh-sungguh mencintai Goo Ae-jung. Kuharap cintaku padanya tidak disalahpahami atau dikecam. Semuanya, aku minta, tolong lindungi dia.”
Jin membungkuk memberi hormat. Akhir video.
Ae-jung menangis. Ia menoleh dan melihat Jin yang sedang memandanginya. Jin tersenyum.
“Aku meninggalkan video ini seandainya….tapi itu tidak terjadi jadi mengapa kau menontonnya?”
Ae-jung tersenyum penuh haru, Jin telah menyatakan cinta padanya dalam hidup maupun dalam kematian. Ia bertanya sebenarnya seberapa besar cinta Jin padanya. Anggap saja itu kehormatan, sahut Jin. Ia memeluk Ae-jung erat-erat. Ae-jung menangis bahagia. So envy >,<
Jae-seok melapor pada Moon, video Jin telah ditonton sejuta orang dan hasilnya positif. Dengan kata lain segitu banyak orang yang telah melihat perasaan tulus Jin. Jae-seok berkata video Jin mendadak muncul dan membuat kehebohan. Agak aneh bukan? Tanya Jae-seok sambil melirik Moon dengan curiga. Moon tersenyum penuh misteri, benarkah?
“Ada bau bensin yang disiramkan pada api. Bau yang sangat kuat,” kata Jae-seok penuh arti.
“Lihat dan pelajari, Kim Jae-seok. Moon Jin-yeong dalam industri film adalah pembuat image terdepan,” sahut Moon tersenyum puas.
Para pengiring pengantin Ae-jeong mencoba gaun mereka. Jenny, Se-ri, dan Mina. Ini pertama kalinya mereka berkumpul berempat kembali sejak Kukbeo Sonyeo bubar. Surat kabar memberitakan walau Kukbeo Sonyeo telah bubar tapi kesetiaan para anggotanya mempersatukan mereka kembali.
“Membutuhkan tekad yang kuat untuk menjadi pengiringmu. Karena dengan menjadi pengiringmu, aku telah banyak mengurangi kritik terhadapmu,” kata Se-ri. Yup, bayangkan mantan pacar calon suami jadi pengiring pengantin pernikahan kita ;p
Jenny dan Ae-jung mengangguk membenarkan. Mina bahkan rela balik ke Korea untuk menjadi pengiring Ae-jung. Se-ri mengeluhkan pakaiannya, terasa seperti kembali ke jaman Kukbeo Sonyeo. Semua tertawa.
Jenny mengusulkan agar mereka sering bertemu. Pasti menyenangkan sekali. Tapi aku adalah bintang top, kata Se-ri mengingatkan. Kau kan bintang top yang awalnya dari Kukbeo Sonyeo jadi aku seharusnya bangga, sahut Jenny. Baiklah, jika kalian mengakui aku pemimpin Kukbeo Sonyeo, aku akan bergabung dengan kalian, ujar Se-ri. Mereka tertawa.
Mina mengeluarkan sesuatu. Roti berbentuk semanggi berdaun 4. Semua tersenyum mengingat roti tersebut. Ini adalah harapan agar semua orang mendapat hal baik dalam hidup mereka. Mereka harus berbagi keberuntungan. Masing-masing memegang ujung roti dan menariknya bersamaan hingga terbagi 4. Kebersamaan mereka begitu hangat dan menyenangkan.
Saat berjalan pulang ke rumah, Ae-jung bertemu dengan Pil-joo. Pil-joo melihat kaki Ae-jung sudah sembuh. Kali ini sudah sembuh total dan tak ada efek samping. Itu karena ia menuruti nasihat Pil-joo dan merawat kakinya. Pil-joo lega Ae-jung tak merasa sakit lagi dan akhirnya dapat tertawa lepas.
Beberapa hari lagi Pil-joo akan berangkat meneruskan sekolah ke Cina. Kali ini bukan sabagai alasan atau melarikan diri. Selama ini impiannya adalah pergi ke Institut Pengobatan Cina. Ae-jung berkata Pil-joo melakukan hal terbak yang bisa Pil-joo lakukan, belajar.
Pil-joo ingin meminta bantuan Ae-jung untuk terakhir kalinya. Yaitu menekan syaraf penenang di lengannya. Ae-jung menekannya. Pil-joo menatap Ae-jung dan tersenyum.
“Akhirnya aku membereskan semuanya dan aku tenang sekarang. Terima kasih. Semuanya terima kasih padamu, Goo Ae-jung. Aku mengalami berbagai perasaan dalam negeri aneh yang ajaib. Dan itu akan tertinggal di sini (Pil-joo memegang dadanya). Mungkin akan terasa sakit sesekali, tapi pada suatu saat semuanya akan hilang.”
Ae-jung tersenyum, “Aku sangat berterimakasih atas perasaanmu.” Itulah pertemuan terakhir mereka.
Wedding Day!! Pernikahan Jin dan Ae-jung diadakan di sebuah hotel dan tertutup untuk wartawan (kok jadi inget pernikahan Jang Dong-gun dan Koo Soo-young ya^^). Gaun pernikahan Ae-jung menjadi bahan perbincangan. Gaunnya dirancang oleh perancang Korea, bukan dari luar seperti biasanya. Nice wedding dress^^
Jin dan Ae-jung sedang menunggu. Jin merasa lelah tapi berkat Ae-jung sebagai charger-nya ia bisa menjalaninya. Ae-jung menawarkan diri menyanyi untuk Jin. Jin malah menawarkan diri menyanyi untuk menyemangati Ae-jung. Ia memperlihatkan pesan video dari fans mereka di seluruh dunia yang mengucapkan selamat dan mendoakan pernikahan mereka. Artinya image Ae-jung sudah pulih.
“Goo Ae-jung, Kukbeok!!”
“Kukbeok!!”
Beberapa waktu berlalu, Jin menjadi bintang iklan ponsel. Artinya karir Jin sudah kembali pulih. Setelah selesai pemotretan, Jae-seok membawakan air minum untuk Jin dan memuji penampilan Jin yang hebat hari ini.
“Untuk apa kau berbicara hal tak penting….Terima kasih, hahaha..”
Jae-seok berbisik bahwa artis wanita yang tadi membintangi iklan bersama Jin, mengajak Jin makan malam bersama. Jin melihat gadis itu. Gadis itu melambaikan tangan.
“Aku akan pulang duluan. Kau gantikan aku dan makanlah yang enak,” kata Jin. Apa ada hal penting yang harus kaulakukan, tanya Jae-seok.
“Ya, benar-benar masalah darurat,” sahut Jin menepuk pipi Jae-seok.
Jin pergi berbelanja. Ia membeli popok, susu, perlengkapan bayi, bahkan sayur. Semua orang mengenalinya tapi Jin cuek. Ia berjalan lurus ke depan sementara semua orang memotretnya. Jin yang dulu mana mau begini??
Ae-jung mendapat telepon dari sutradara dan berjanji akan segera berangkat. Karir Ae-jung pun ternyata tidak berakhir. Ia pamit pada Jin yang terbaring di sofa. Tapi ternyata Jin tertidur. Ae-jung mendekati Jin…dan bayi mereka, yang sedang tidur pulas di sofa. Jin memegang mainan anaknya. So cute^^
Ae-jung menyelimuti mereka dengan penuh kasih sayang. Ia tersenyum melihat Jin dan mengecup bibirnya sebelum pergi.
Moon sedang mengadakan rapat. Image Dokko Jin kali ini adalah ramah dan berpusat pada keluarga. Ia menyuruh semua orang mencari cara untuk mengedepankan image tersebut. Jae-seok mengusulkan Ae-jung menjadi pembawa acara untuk acara anak-anak.
“Good! Kau harus menangkap kesempatan ini, Manager Kepala Kim Jae-seok, pekerjaan bagus!” ujar Moon.
Jae-seok terpaku, Manager Kepala? Moon membenarkan. Jae-seok mendapat kenaikan jabatan! Ia berterima kasih tak henti-hentinya pada Moon. Semua bertepuk tangan.
Jae-seok merayakannya di tempat Jenny. Jenny mengucapkan selamat pada Jae-seok, sementara Ae-hwan tidak menganggap itu hal hebat. Ia sudah lama bersama Ae-jung tapi tidak menangani artis lain, hanya Ae-jung. Jae-seok mengingatkan kalau ia berbeda dengan Ae-hwan. Ae-hwan menjadi Manager Ae-jung karena hubungan saudara sedangkan ia masuk lewat jalur resmi.
Ae-hwan balik mengingatkan kalau Dokko Jin adalah adik iparnya. Dan Jin adalah yang paling berkuasa di kantor. Tapi tetap saja, yang paling dipercaya Dokko Jin adalah aku, sahut Jae-seok menunjuk dirinya. Ia minta Ae-hwan memanggilnya Manager Kepala Kim mulai sekarang. Keduanya bertatapan siap perang.
“Ini tidak seperti biasanya. Mengapa kalian bertengkar? Seperti sebelumnya kalian seharusnya memperebutkan aku,” kata Jenny menebar pesona.
“Jangan ikut campur!!” bentak keduanya pada Jenny. Jenny terdiam. Kasian, tapi Jenny juga sih yang ngga jelas.
Pil-joo sudah kembali. Dan ia langsung menjadi incaran para pasiennya untuk dijadikan menantu. Lucunya, Pil-joo sudah menyiapkan data dirinya untuk para pasien yang berminat. Di balik data dirinya, ia siapkan form kosong untuk data diri wanita yang berminat. Lalu ia menyuruh mereka mengirim form itu pada alamat yang tersedia, dalam seminggu ibunya pasti akan menghubungi mereka. Hahaha…praktis banget ya^^
Se-ri tetap menjalani kegiatannya sebagai bintang top. Tapi ia masih merindukan Pil-joo.
Ayah Ae-jung mendatangi klinik Pil-joo untuk menemui ibu Pil-joo. Ia protes karena ibu Pil-joo menceritakan pada orang-orang kalau Jin mendapatkan anak berkat obat dari klinik Pil-joo.
Ibu Pil-joo membela diri, bukankah ayah Ae-jung berkata obat tu bagus. Iya bagus untuk flu, apa aku bilang bagus untuk hal lain, seru ayah Ae-jung. Ia minta ibu Pil-joo tidak menyebarkan gosip lagi. Bagaimana jika itu menghancurkan image anak menantunya? Jika terjadi demikian, ia akan menuntut! Ibu Pil-joo kesal sekali, ia minta perawat tidak lagi memberi diskon pada ayah Ae-jung.
Se-ri pergi hiking bersama asistennya. Bukan karena ia pecinta alam atau ingin berolahraga. Ia ingin menemui Pil-joo yang juga sedang hiking. Se-ri menyusul Pil-joo tapi terjatuh. Pil-joo menoleh dan menghampiri Se-ri.
Ternyata ia tadi melihat Se-ri dan sengaja mengambil arah berlawanan namun Se-ri tetap mengikutinya. Pil-joo membantu Se-ri berdiri.
“Jalan ini sangat terjal dan sulit. Apa kau tetap mau ikut denganku?”
“Tentu saja,” jawab Se-ri senang.
Mereka tiba di puncak. Se-ri menawarkan untuk membuat ramen di situ, ia membawa kompor kecil. Tidak boleh memasak di gunung, kata Pil-joo. Kalau begitu nanti saja setelah kita turun, kata Se-ri. Pil-joo tertawa. Hihi, Se-ri ngga takut jadi tembem lagi?
Menurutku ini akhir terbuka bagi Se-ri dan Pil-joo. Mungkin saja mereka bersama, mungkin juga tidak. Tergantung bagaimana kita melihatnya^^
Hari-hari tenang di rumah Jin. Hyung-gyu mengajak sepupunya bermain. Ia menunjukkan kartu-kartu bergambar dan menyuruh sepupunya berbicara. Tapi tentu saja Si-han, anak Jin dan Ae-jung, yang baru berusia beberapa bulan belum bisa bicara (eh, agak aneh ya namanya…kalau marga Jin adalah Dokko, nama anaknya jadi Dokko Si-han??).
Hyung-gyu bertanya pada Jin, apa Si-han bodoh? Jin berkata IQ anak berumur 10 bulan tidak bisa diukur oleh kartu bergambar. Jin mendekati anaknya dan mengajaknya bermain. Si-han tersenyum. Lihat, dia jenius dan sepenuhnya normal, ujar Jin.
Ae-jung membawakan susu. Susu itu berlabel Jin yang sedang menggendong bayi. Wait…that picture! Rasanya pernah liat..hehe ternyata
di sini ^^
Jin berjanji mengirim susu itu berikut tanda tangannya untuk dibagikan Hyung-gyu di sekolah. Wajahmu benar-benar efektif untuk iklan, ujar Ae-jung.
“Tentu saja, aku adalah Dokko Jin. Dari ujung kepala hingga ujung kaki tak ada yang tak sempurna. Aku adalah pria menikah yang paling diinginkan. Ayah nomor satu yang paling mencintai putrinya. Hahaha.”
“Hahaha. Karena mulut itu, aku bisa gila,” gumam Ae-jung geli. Ia bertanya apa Jin sudah melihat berita terakhir mengenai mereka. Berita apa? Masalah dalam pernikahan? Perceraian?
“Perpisahan. Ketika kau syuting terakhir kali, kau menginap di hotel. Orang-orang berkata kita telah berpisah selama 3 bulan,” kata Ae-jung.
“Sepertinya kita harus pergi piknik lagi dan muncul di depan banyak orang. Biarkan mereka melihat baik-baik.”
“Piknik tidak cukup kuat. Mmmm…kudengar para selebritis yang memiliki lebih banyak anak, meninggalkan kesan terbaik. “
“OH! Ding-dong! Goo Ae-jung, kalau begitu kita harus mengurus image kita segera.”
“Aku harus men-cas-mu penuh-penuh. Chun-jeon.” Ae-jung menempelkan dahinya di dahi Jin. Mereka tersenyum bahagia. (Waks…ngga bosen kan baca kata “bahagia”? hehehe^^)
Si-han mulai bosan. Jin cepat-cepat menggendongnya. Mereka melihat ke arah kamera.
“Kau seharusnya merasa terhormat telah menyaksikan drama seperti ini. Keukbok!!” seru Jin.
“Keukbok!!” Mereka melambaikan tangan.