Shalat tarawih di bulan suci Ramdhan merupakan amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan. Shalat tarawih biasanya dilakukan secara berjamaah setelah menyelesaikan shalat isya. Dalam mengerjakan shalat tarawih ini didahului dengan membaca niat seperti saat mengerjakan shalat lainnya.
Dikutip dari “Melafalkan Niat dalam Shalat” oleh Cholil Nafis, menurut kesepakatan para pengikut mazhab Imam Syafi’iy dan Iman Ahmad bin Hambal melafalkan niat shalat menjelang takbiratul ihram hukumnya itu sunnah. Dengan melafalkan niat sebelum takbir bisa membantu mengingatkan hati. Dengan begitu saat adanya seseorang yang keliru dalam melafalkan niat, maka yang dianggap itu niatnya dan bukan lafal dari niat tersebut.
Sedangkan dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, tertulis “Saat kamu hendak menjalankan shalat, maka ucapkanlah “Allahu Akbar dengan ikhlas niatmu karena Allah.” Niat dalam hal ini merupakan penyengajaan untuk melaksanakan shalat.
Pelafalan niat shalat dalam shalat tarawih bagi yang bertindak sebagai iman dan makmum itu berbeda. Berikut dibawah ini perbedaan bacaan niat shalat tarawih sebagai posisi imam dan makmum :
- Bacaan Niat Shalat Tarawih Sebagai Posisi Imam
“Ushalli sunnatat taraa wii hi rak’atayni mustaqbilal qiblati adaa ‘an imaa man lillaa hi ta’aa laa.”
Artinya : “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah.”
- Bacaan Niat Shalat Tarawih Sebagai Posisi Makmum
“Ushalli sunnatat taraa wii hi rak’atayni mustaqbilal qiblati adaa ‘an ma’muu man lillaa hi ta’aa laa.”
Artinya : “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah.”
Tetapi dalam praktiknya, pelaksanaan Shalat Tarawih di Indonesia terdapat perbedaan jumlah rakaat yang harus dikerjakan. Dimana adanya yang berpendapat mengerjakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat, tetapi ada juga yang berpendapat mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat. Kedua pendapat tersebut memiliki dalil yang sama sama kuat. Baik shalat tarawih yang dikerjakan 8 rakaat atau 20 rakaat, bacaan niatnya tetap sama.
Sedangkan untuk shalat witir dapat dikerjakan dengan dua rakaat lalu dilanjutkan dengan satu rakaat atau tiga rakaat sekaligus. Shalat witir pada dasarnya adalah shalat yang dilakukan dengan jumlah rakaat yang ganjil yaitu bisa satu rakaat, tiga rakaat, dan seterusnya.
Untuk bacaan niat shalat witir juga adanya perbedaan pada saat melafalkannya sesuai dengan posisinya apakah sebagai imam atau makmum, dan bacaannya juga berbeda tergantung pada jumlah rakaatnya. Berikut dibawah ini penjelasannya :
- Niat Shalat Witir Tiga Rakaat Sekaligus
“Ushallii sunnatal-witri tsalasa’raka’atin mustaqbilal qiblati (makmuuman/imamaman) lillaahi ta’aalaa.”
Artinya : “Saya (berniat) mengerjakan shalat sunnah witir, tiga raka’at dengan menghadap kiblat, (makmum/imam), karena Allah Ta’ala”.
- Niat Shalat Witir Dua Rakaat :
“Ushallii sunnatal-witri rak’ataini mustaqbilal qiblati (makmuuman/imaaman) lillahi ta’aalaa.”
Artinya : “Saya berniat mengerjakan shalat sunnah witir, dua rakaat dengan menghadap kiblat, (makmum/imam), karena Allah Ta’ala.”
- Niat Shalat Witir Satu Rakaat :
“Ushallii sunnatal-witri rok’atan mustaqbilal qiblati (makmuuman/imamaman) lillaahi ta’aalaa.”
Artinya : “Saya berniat mengerjakan shalat sunnah witir, satu rakaat dengan menghadap kiblat, (makmum/imam), karena Allah Ta’ala.”
Itulah bacaan niat shalat tarawih dan witir lengkap beserta artinya. Dengan mengetahui perbedaan bacaan niat dalam shalat tawarih dan witir sesuai dengan posisinya apakah sebagai imam atau makmum, maka diharapkan shalat tarawih dan witir yang dikerjakan dapat berbuah menjadi amalan shalih.