Pagi ini setelah saya disibukkan oleh rutinitas mempersiapkan kebutuhan pagi anak dan suami,saya menyempatkan diri menikmati segelas teh favorit keluarga sambil duduk di teras rumah sembari menunggu tukang sayur langanan saya.Rasa teh yang sepat,manis dengan tambahan gula dan aroma melati yang nikmat mengingatkan saya dengan cerita hidup teman saya.
Cerita Inspiratif ini berawal dari sebuah tragedi kecelakaan lalu lintas yang dialami suami teman saya yang membuat salah satu kaki dari suaminya itu untuk diamputasi. Kerena kecelakaan itu memaksa teman saya untuk menjadi tulang punggung keluarga,dia harus bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Semua pekerjaan mulai dari menjual gorengan,buruh tukang cuci tetangga sampai pembantu rumah tangga ia lakoni untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan menanggung biaya pengobatan suaminya. Dari mulai matahari terbit sampai larut malam dia membanting tulang. Bagi dirinya senyuman keluarga terutama anak-anaknya adalah segala-galanya. Senyuman mereka adalah semangat untuk teman saya. Rupiah demi rupiah dia kumpulkan tanpa keluh kesah.
Suatu ketika saya bertemu dengan dirinya sedang menjajakan gorengan. Kemudian kami mengobrol dan menikmati teh di kedai dan kemudian mampir ke rumahnya. Tibalah dirumahnya yang sederhana dan furnitur lama seadanya. Sudah lama tidak bertemu kami berbagi cerita tentang kenangan masa lalu. Kemudian saya mencoba sedikit mengulik kisah hidupnya saat itu,akhirnya dia mulai menceritakan kondisinya saat itu. Walau sempat membuat saya menitikan air mata akan kisahnya ,tak sedikitpun rasa penyesalan dan marah di raut wajah yang kelihatan kelelahan bahkan dia menunjukkan senyuman kecil dan bersyukur di bibirnya sambil melihat kedua anaknya yang ceria,sehat dan masih bersekolah. Ketabahannya membuat saya berdecak kagum. Sepulang dari rumahnya saya mencoba menggalang dana bersama teman-teman saya lainnya. Walau tidak seberapa dana yang terkumpul,kami berharap dapat meringankan sedikit bebannya. Setelah tidak lama dana terkumpul,saya menyerahkan kepadanya.
Suatu hari saya dan keluarga sedang jalan-jalan sore kami mampir di kedai teh yang cukup nyaman dan menyajikan aneka makanan dengan pegawai yang ramah- ramah. Betapa terkejutnya saya ketika disapa oleh pemilik kedai dan memeluk saya, yang tidak saya sangka pemilik kedai itu adalah teman yang saya ceritakan diatas. Kemudian kami mengobrol tentang kesuksesannya. Ternyata uang yang kami berikan dulu digunakannya untuk modal membuka kedai teh kecil dengan makanan kecil. Karena kerja kerasnya, banyak pesanan dia dapatkan hingga usahanya berkembang sampai saat ini bahkan sampai mempunyai beberapa karyawan.
Bahkan yang membuat saya kagum lagi adalah karyawan yang dia pekerjakan adalah teman dan tetangga dekatnya yang mempunyai nasib yang kurang beruntung. Dengan memperkerjakan mereka, dia berharap bisa membantu dan berbagi dengan mereka. Bahkan walaupun dia bos di kedai itu dia memposisikan dirinya seperti pekerja lainya yang ikut bekerja melayani pelanggan. Menurut dia pegawainya adalah teman untuk membuat usahanya semakin maju dan berkembang.
Salut buat teman saya, Sampai saat inipun kami masih berteman baik walaupun dia sudah menjadi orang sukses. Dari kisahnya menginspirasi saya untuk selalu bersyukur, tabah dan bekerja keras dalam kondisi apapun. Selalu bersyukur dan tidak sombong walau sudah menjadi orang yang sukses. Tak terasa segelas teh di tangan sudah habis dan teriakan tukang sayur langganan membuyarkan lamunan saya. Semoga cerita dari teman saya ini bisa menjadi cerita inspiratif buat teman – teman yang membaca kisah ini.