Pada beberapa negara berbahasa Arab serta negara-negara Barat, kata
“hijab” lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita
muslim (lihat jilbab). Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.
Hijab menurut Al Quran artinya penutup secara umum, Allah SWT. dalam
surat Al Ahzab ayat 58 memerintah kepada para shahabat Nabi Saw pada
waktu mereka meminta suatu barang kepada istri-istri Nabi Saw untuk
memintanya dari balik hijab (tutup). Jadi, jelas ya..hijab itu berarti
umum, bisa berupa tirai pembatas, bisa berupa dinding, dll.
Sedang jilbab menurut Imam Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan;
Jilbab berarti kain yang lebih besar ukurannya dari khimar (kerudung),
sedang yang benar menurutnya jilbab adalah kain yang menutup seluruh
badan. Dalam Quran surah Al Ahzab ayat 59 yang artinya: “Wahai Nabi
katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk di kenal karena itu mereka tidak di
ganggu.Dan Allah ia adalah maha pengampun dan penyayang.”(Al Ahzab.59).
Ada yang pakaiannya cenderung “membungkus” bukan “menutup”. Tau gak bedanya menutup sama membungkus? kalau menutup itu
yaa ditutupi, bentuknya jadi gak keliatan, kalau membungkus itu bisa
dibilang semacam bungkus lemper, bungkur lontong, ketat, bentunya
terlihat. Berjilbab/Berhijab bukan karena ingin dilihat
orang, yang mungkin menurut sebagian orang gak
fashionable, konservatif,lebih nyaman dengan keadaan seperti itu.
Tidak usah ikut-ikutan trend, selama jilbab itu bersih, tidak tipis
menerawang, tidak sobek-sobek, menarik perhatian suami orang lain.
Bahwa Allah tidak melihat bentuk rupamu, tapi ketaqwaanmu dalam
hati.
Oya, jangan pula salahkan jilbab, ketika kita mendapati seorang
berjilbab tapi tak menghijab prilakunya, berjilbab kok pacaran?berjilbab
kok merokok?berjilbab kok mulutnya kotor?berjilbab kok kelakuannya
begitu? Tidak usah menghakimi, diri pun belum tentu suci..karena “hidup
baik” itu proses dari buruk ke baik, dari baik ke lebih baik..bahkan
bisa berbalik menjadi buruk. Sekali lagi bergantung pada niat, yang
lurus semoga tetap lurus, niat yang melenceng sejak awal semoga dapat
diluruskan. Memutuskan berjilbab secara syar’i berarti menghijab diri
dari kemaksiatan diri dan lawan jenis…sekaligus bentuk kepatuhan kita
pada Allah SWT.
Hijab tak hanya dinding atau benda yang membatasi secara fisik, ada
hijab yang lebih penting, yaitu hijab hati. Ini dia nih yang paling Utama sebenarnya
Wallahu a’lam